27 Des 2011

24122011 : "Mimpi" menyusuri Jakarta

Beberapa hari yang lalu, saya di minta teman mengantarnya menemui keluarganya di daerah Pecenongan. Sebenarnya derah itu sangat asing buat saya, daerah sekitar kampus saja banyak yang belum saya tahu. Tapi dengan bekal melihat peta jalur bus TransJ, saya dapat sedikit bayangan letak daerah tersebut. Dari blok M naik bus TransJ lalu transit di harmony, terakhir naik bus yang ke arah pasar baru. Ada 2 agenda yang saya tinggalkan ketika itu, tapi tak apa lah, toh tujuan perjalanan ini untuk bersilaturrahmi dengan keluarga yang memang jarang bertemu. Maklumlah, teman saya ini berasal dari Luar Jawa, butuh libur lama dan biaya yang tidak sedikit untuk pulang. Oh iya, saya lupa memberitahu kalau kami berangkat bertiga. 

Menuju Hotel Pecenongan


Kami berangkat pukul setengah lima sore, naik angkutan umum menuju blok M. Sampainya di blok M kami membeli tiket bus TransJ menuju harmony. Cukup lama perjalanannya, belum lagi lampu lalu lintas yang lumayan banyak kami lewati dan seringnya kedapatan sedang merah. Sampai di harmony sekitar pukul 6 lewat tiga puluh menit dan kami belum salat maghrib. Karena di halte harmony tidak ada musalla, kami memutuskan melanjutkan perjalanan menaiki bus tujuan pasar baru. Tidak lama di perjalanan, akhirnya kami sampai di daerah Pecenongan. Waktu itu pukul 7 malam. Kami bertanya-tanya ke orang-orang yang ada di sekitar situ menanyakan letak hotel Pecenongan. Teman saya bilang kalau keluarganya menginap di hotel tersebut. Setelah mendapat petunjuk yang cukup jelas, kami langsung berjalan ke tempat tujuan yang katanya sekitar 2 kilometer. Pukul 7 lewat lima belas menit akhirnya kami sampai di hotel Pecenongan yang warna temboknya dominan merah. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai hotelnya. Sesampainya di dalam kamar, kami salat maghrib. Setelah itu kami istirahat sambil makan malam.

23 Des 2011

PMK yang meng-galau-kan

Mahasiswa yang dinyatakan lulus dari Prodip I dan III Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara wajib mengikuti ujian penerimaan CPNS sesuai ketentuan yang mengatur mengenai pengadaan Pegawai Negeri Sipil.(Pasal 5 ayat 3 PMK nomor 215 / PMK.01 / 2011)

Malam ini TL dan home saya dipenuhi hujatan, makian, dan penghinaan terhadap Menteri Keuangan yang sekarang sedang menjabat. Betapa tidak? Malam ini beredar PMK no.251/PMK.01/2011 yang intinya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tidak lagi ikatan dinas seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi nanti setelah lulus akan ada ujian tes CPNS yang katanya ada tes kompetensi dan tes psikotes.

Peraturan ini berlaku mulai 1 Januari 2011. Artinya, angkatan saya, tingkat 2, lulusan 1 tahun di atas saya, yang kemarin baru saja menjalani tes psikotes, dan juga Prodip I yang ketika akan kuliah disini harus melalui tes seleksi sampai 4 tahap, harus mengikuti tes CPNS lagi setelah lulus. Padahal, di awal kami baru di terima di STAN, kami menandatangani surat perjanjian ikatan dinas dan bersedia memenuhi persyaratan.

21 Des 2011

Rapelan turuuuun :D

Akhirnya,,uang saku hari ini cair. Dan alhamdulillah naik 25% dari tahun-tahun sebelumnya. Seneng? iya donk, itu 'kan uang yang bisa saya dapat kalau sudah tingkat tiga. Meskipun kata orang-orang jumlahnya kecil (50ribu per bulan), tapi tetap saja beda rasanya. Sampai-sampai saya punya banyak rencana untuk "menghabiskan" 150ribu ini.

Di kelas saya, uang saku di bagikan setelah kuliah bahasa indonesia, sore tadi jam 4. Agak kesal sih ketika kuliah, Sang dosen menyindir hasil latihan saya sebegitu sinisnya. Padahal belum tentu juga salah. Ya belum tentu benar juga sih,,hehe. Tapi setidaknya lebih halus lah memberitahunya. Hampir saja tadi saya memotong pe-nyindiran-nya untuk membela diri, namun tidak jadi karena diingatkan teman sebelahku. Kekesalan saya terobati ketika setelah kuliah tersebut ketua kelas memanggil sesuai absensi maju ke depan untuk mengambil 3 lembar uang 50ribu-an.  Ini dia saat-saat menyenangkan. Ada yang bilang, serasa menerima gaji.

Mulai lah saya memikirkan akan digunakan untuk apa uang ini. Yang terpenting adalah sedekah. Masjid Al-barkah yang ada di dekat kampus saya memang sedang dalam masa pengumpulan dana untuk renovasi menjadi 2 lantai. Kemarin, saya sempat kepikiran mengoodinir teman-teman tingkat 3 yang ingin menyedekahkan sebagian uang nya untuk pembangunan ini. Bisa saja sebenarnya, tapi sepertinya lebih praktis kalau mereka dengan kesadarannya menyedekahkan sendiri uangnya ke kotak amal masjid. Saya berdoa semoga Allah ta'ala meringankan kami untuk bersedekah, kemana saja ke tempat yang tepat, tidak harus ke Al-barkah. Belajar mulai sekarang menyisihkan penghasilan dan memberikan kepada yang berhak.

Tentang seseorang

Dina, terahir kali ku dengar kabarnya dia bekerja di Luar Pulau Jawa, entah di bagian mana. Sampai saat terakhir kami saling komunikasi sama sekali belum sempat bertemu. Tempat ku bekerja sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya sebelum ia pindah, mungkin hanya sekitar lima belas menit untuk menuju kesana. Ada sedikit kesengajaan untuk tidak bertemu ketika Dina meminta ku meluangkan waktu agar kami bisa bertatap muka. Aku tidak terbiasa kalau harus bertemu hanya berdua. Tapi itu jadi salah satu penyesalanku setelah kami tidak ada komunikasi lagi.


Namaku Agung, aku lulusan Universitas ternama yang terletak di Bandung. 4 tahun kuliah yang akhirnya mendapat gelar sarjana teknik. Aku berasal dari daerah di salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Baru beberapa tahun lalu aku mulai sering menggunakan jejaring sosial yang katanya saat ini masih booming, facebook. Ya, saat itu aku mulai mencari teman-temanku yang sudah lama berpisah. Untuk teman SD aku hanya ingat beberapa, teman SMP jauh lebih banyak, teman SMA pun tak kalah banyak, sampai teman kuliah. 

Hari itu hari Sabtu, weekend yang kugunakan untuk istirahat karena kerjaku sebagai seorang Teknisi cukup melelahkan. Sambil istirahat aku membuka fb, sekedar ingin tahu kabar teman-teman ku. Sepertinya mereka santai-santai saja, dari statusnya hari ini mereka banyak justru berwisata ke puncak atau sekedar belanja ke Mall. Kadang aku senyum-senyum kalau melihat ada status yang menyatakan ke-galau-an nya, malu-malu ingin berkenalan dengan seorang wanita lah, cucian menumpuk lah, lain-lain.

19 Des 2011

Pendek kurang bermakna

Rasa-rasanya sudah lama saya tidak mampir ke blog sendiri. Ada rasa malas menulis beberapa hari ini. Modem pun sempat kehabisan pulsa beberapa hari belakangan (#curhat). Oh iya, sore ini saya melewatkan satu agenda karena badan ini masih mau di manja yang terpaksa harus saya turuti (sakit-pen). Biar sore ini gak terlalu nganggur, saya coba menuangkan sedikit coretan. Hanya beberapa paragraf pendek saja, tapi semoga bermanfaat :)

Sejak saya mulai di ajarkan menulis, terutama pelajaran agama, setiap ada tulisan yang ditujukan untuk shalawat kepada Nabi, mengagungkan Allah, dan lain-lain selalu memakai singkatan. Yang paling sering saya temui sampai sekarang adalah singkatan SAW untuk shalallaahu 'alaihi wa sallam, SWT untuk Subhanahu wa Ta'ala, dan AS untuk 'alaihis salam. Dan, justru untuk para sahabat (biasanya Radhiallahu 'anhu) atau para ulama (biasanya hafidzahullah) tidak disertakan. 

Memang sih, saya belum menemukan keharusannya menulis kata-kata tersebut secara lengkap. Tapi kalau di pikir-pikir, singkatan itu bisa berarti banyak, tergantung yang membacanya. Bisa-bisa ada yang mengartikan lain terhadap singkatan-singkatan itu. Meskipun kita sudah latah, untuk mengartikan SAW untuk shalallahu 'alaihi wa sallam misalnya, tapi saya kira lebih baik kalau kita memanjangkannya.

Entah hanya saya yang merasakan atau sebagian ada yang merasakan juga, ketika membaca SAW, SWT, dan lain-lain, ya hanya itu yang saya baca, sama sekali tidak berusaha memanjangkannya, dalam hati sekalipun. Padahal kita wajib bershalawat kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam ketika namanya di sebut. Belum lagi kalau dari pertama belajar kita terbiasa menyingkatnya sampai-sampai artinya saja tidak tahu.

Yuk, kawan, mulai kita biasakan memudahkan pembaca dengan tidak menyingkat shalawat kepada Nabi, peng-agung-an kepada Allah, dan mendoakan para sahabat dan ulama. :)

13 Des 2011

Kamis itu,,Ayahku,,

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati,, (Ali Imran: 185)


"Nak, hari ini pulang ya, Ayah mu sakit keras",ucap Ibu.
Hari itu hari kamis, hari aku rutin mengikuti kajian di masjid dekat kampus. Kajian untuk umum, biasanya di mulai pukul satu siang. Tiap pekannya yang datang ya kebanyakan civitas kampus yang kebetulan siang itu tidak ada jadwal kuliah atau mengajar. Tema siang ini mengenai sabar. Sang ustadz membacakan salah satu ayat dari surat al-baqarah ayat 155 sampai 156.
Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (155)
"Nak, hari ini pulang ya, Ayah mu sakit keras",ucap Ibu.
Siang itu cuaca cukup panas, mungkin mencapai 32 derajat celcius. Memang saat ini di daerah ku kuliah, Bandung, cuaca mudah berubah. Kemarin hujan deras, sekarang panas terik. Siang itu kajian di mulai lebih cepat dari biasanya, pukul 12.45 sudah di mulai. Pada waktu itu aku baru saja selesai kuliah dan langsung menuju masjid kampus. Aku dan beberapa teman kelas salat berjamaah di luar ruang utama masjid yang memang sedang di pakai kajian. Selesai salat, kami bergabung ke ruang utama masjid bergabung dengan yang lain. Kebetulan beberapa dari kami sedang puasa sunnah, jadi tak perlu makan siang.



"Nak, hari ini pulang ya, Ayah mu sakit keras",ucap ibu.
Hanya beberapa orang yang mengikuti kajian ini, kebanyakan mahasiswa. Dan kebanyakan pengurus masjid kampus, aku kenal beberapa dari mereka. Pukul satu lewat dua puluh lima menit, ya, aku ingat sekali, handphone ku bergetar. Ku keluarkannya dari kantong celana. "oh, dari ibu", dalam hatiku. Entahlah, siang itu tidak ada perasaan apa-apa meskipun sangat jarang Ibu ku menelepon siang-siang begini. Bergegas ku melangkah keluar dari ruang utama, mengangkat telepon.

"Assalamu 'alaikum", suara di ujung telepon, ibuku. "wa'alaikum salam. Ada apa bu? kok tumben siang -siang telepon?", tanyaku padanya. "Nak, sedang apa? hari ini pulang ya, Ayah mu sakit keras". Ibuku segera menutup teleponnya, hanya kalimat itu yang disampaikannya. Ya, hanya itu. Tapi itu cukup membuatku bertanya-tanya. Sakit apa Ayah? Bukankah sudah lama Maag kronis nya tidak kambuh lagi? Atau mungkin ada penyakit lain yang dulu belum diketahui?. Ah sudahlah, sesegera mungkin aku pulang ke kos dan bersiap-siap pulang. Perjalanan Bandung sampai kota ku tidak begitu lama, sekitar 4 jam sudah sampai. Biasanya aku pulang naik motor, tapi hari ini aku putuskan naik bus saja, biar lebih santai.

(yaitu) orang-orang yang bila di timpa musibah, mereka berkata "innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesunguuhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. (156)
Sampai beberapa meter di depan rumah, terlihat rumah ku sudah ramai oleh tetangga dan saudara-saudara dekatku. Ada apa? Apa Ayah akan di bawa ke rumah sakit?. Paman ku keluar dari rumah, bergegas mendekatiku, memelukku sambil menahan tangis namun tak kuasa. Dan akhirnya tangis itu pecah di bahu ku. "Ayah mu,,Ayah mu sudah tiada, Ru. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pukul 5 tadi. Sepulang kerja tadi, tiba-tiba beliau merasakan sakit di dadanya. Dan kami terlambat membawanya ke rumah sakit". Pamanku menjelaskan masih dalam keadaan memelukku dan air matanya menetes di bahu ku.

                                                  -----------------------------------

Ayahku dimakamkan di pekuburan dekat rumah sekitar pukul 8 malam, hari itu juga. Aku masih sempat ikut memandikan, mengkafani, menyolati dan menutup papan sampai akhirnya benar-benar terkubur. Semua keluarga kumpul, ada kedua kakakku yang saat ini sudah berkeluarga dan membawa serta suami-suami dan anak-anaknya. Kakak pertama sekarang tinggal di Solo, ikut suaminya yang kerja disana. Kakak kedua tinggal di Malang. Dan adikku saat ini masih kelas 2 SMA. Kami semua bersedih, tak menyangka Ayah memiliki penyakit Jantung. Selama ini tidak bercerita, apalagi mengeluh kesakitan.

                                                  --------------------------------------

Ayah,, tahukah kau, aku sangat bangga menjadi anak mu. Pendidikan mu tidak setinggi aku, Ibu bilang Ayah lulusan SMA. Pekerjaan mu selama ini bertani, bukan pekerja kantoran yang gagah mengenakan jas dan dasi. Tapi dengan kesederhanaanmu, aku belajar menghargai hidup.

Ayah,, kini anakmu sudah smester 7. Sebentar lagi wisuda. Sayang, mungkin hanya Ibu yang menyaksikanku di wisuda. Tapi tak apa, sudah takdirnya akan seperti ini.

Ayah,, Aku masih ingat pesan mu kepadaku. Pesan yang kau sampaikan sebelum aku kembali ke perantauan. Bahwa aku harus bisa menjaga Ibu dan adik. Mereka wanita, wanita yang kita cintai.

Ayah,, semoga amal-amal anak-anakmu bisa mengantarkanmu ke surga-Nya, semoga hapalan quran kami semua bisa menolongmu..Insya Allah..

9 Des 2011

Hari ini (2): dari STAN sampai Kebon Sirih

Ya, inilah lanjutan cerita saya hari ini. Sepulang kuliah, di daerah bendungan saya mendapat telepon dari Mensos BEM.  Intinya kalau siang ini saya kosong, tolong antarkan proposal INTERACTION ke Baznas yang ada di kebon sirih, Jakarta Pusat. Daerah yang sangat asing buat saya. Yang saya tau di Jakpus ada Monas, dan disebelahnya ada stasiun Gambir, dimana saya biasa naik kereta menuju kampung halaman.

Oke lah, karena siang ini saya kosong, saya menyanggupi mengantar proposal itu bersama ketua INTERACTION. Kami berangkat pukul 1 siang, sampai Baznas jam 2, lalu selang 15menit kami pulang, dan sekitar pukul setengah empat sore kami sudah kembali berada di kampus. Tapi itu hanya rencana saya yang entah dari mana semua perkiraan itu bisa saya dapat. Pokoknya, maksimal pukul 4.30 sore saya sudah di kampus karena akan ada kepentingan lain, mungkin itu yang menjadi alasannya.

Kami sepakat bertemu di BEM dan berangkat pukul setengah dua. Saya menunggu di BEM, tidak lama dia datang. Langsung berangkat? “Nanti dulu, proposal belum selesai, belum di print, data-datanya belum di burn ke CD”, dia menjelaskan. Baiklah, mari kita selesaikan secara jantan. Jam 2.30 kami baru menyelesaikan proposal dan pergi ke ceger untuk cetak dan burn ke CD.  Dengan segala keribetannya, akhirnya selesai di cetak dan di burn jam 3. Saat itu saya hanya mendapat 1 helm, teman saya meyakinkan tidak masalah tidak mengenakan helm juga.

Oke, kami berangkat. Oh iya, sebelum berangkat kami tanya ke Bapak-bapak yang ada di pinggir jalan, menanyakan dimana kebon sirih. Beliau menjelaskan lumayan rinci tiap daerah yang harus kami lewati. Kami dapat patokannya, arah kebayoran lama – tanah abang – senayan – sudirman – keobn sirih. Jam segitu sudah macet ternyata, kami sempat melihat antrean kendaraan yang sangat panjang. Tapi kami naik motor, jadi bisa lebih cepat. Sampai di suatu daerah, ada yang memperingati kalau penumpang harus memakai helm, banyak polisi katanya.

Saya agak was-was, teringat dulu pernah kena tilang dan membayar denda yang tidak sedikit. Dengan berjalan pelan, kami mencari penjual helm. Tapi tidak ada. Kami putuskan mendekati tukang ojek, dengan harapan bisa menjual helm nya dengan harga murah. Setelah proses tawar-menawar yang cukup lama, akhirnya kami menyerah membeli helm itu dengan harga 40rb. Tapi tak apalah, kena tilang risikonya lebih dari itu. Perjalanan berangkat ini relatif cepat, kami butuh beberapa kali bertanya dan akhirnya sampai di tempat tujuan, Baznas. Sepertinya ada salah komunikasi, ternyata beliau sedang rapat di luar kantor. Kami putuskan proposal dititipkan ke satpam kantor. Setelah itu kami pulang.

Kami bingung mau bertanya apa agar yang di tanya bisa dengan mudah menjelaskan arah pulang kami, ceger. Tapi akhirnya pun kami bisa mendapat petunjuk yang lumayan memudahkan kami. Intinya, perjalanan pulang hampir mirip ketika berangkat. Kami mencari arah kebayoran lama, setelah itu mencari Gandarai City, kemudian tanah kusir, akhirnya sampai ceger. Di perjalanan pulang, jalanan dipenuhi polusi, dari mulai bajaj sampai mobil pribadi. Nafas saya agak sesak karena beberapa lama berada di belakang bajaj dan bus besar. Lepas dari macet satu, kembali terjebak kemacetan di jalan selanjutnya. Polisi pun sepertinya sudah lelah mengatur jalanan Kota ini setiap hari. Lampu merahnya jauh lebih lama ketimbang di daerah kampung saya (ya iyyalaah), mungkin mencapai 3-5menit sekali merah. Sempat beberapa kali saya melihat hampir terjadi tabrakan antarkendaraan di lampu lalu lintas. Mereka banyak yang kurang sabar, belum juga lampu bagiannya hijau, tapi sudah tancap gas. “Mungkin mereka ada keperluan yang mendesak”, pikirku.

Dengan ketidaktahuan kami dan ke-sok tahu-an saya, entah berapa kali kami salah jalan. Tidak apa-apa memang, toh masih bisa putar balik. Yang agak saya khawatirkan adalah, ini hampir malam, penglihatan saya cukup buram bahkan hanya sekedar melihat. Apalagi menyetir. Dari dulu saya memang sebisa mungkin menghindari berkendara di malam hari. Tapi untungnya belum terlalu gelap, jadi motor masih bisa saya gas sampai kecepatan 50 km/jam.



Hampir pukul 7 malam kami sampai kampus. Kami sempatkan salat maghrib lalu mengembalikan helm dan motor. Dan helm seharga 40rb itu kami simpan, mungkin untuk aset depsos,,hehe

Hari Ini (1): Mungkin, (hanya) C atau D

Kurang pas juga sebenarnya saya menebak-nebak nilai sendiri berada di tempat terendah. Itu artinya sampai disitu lah saya menilai diri saya, saya belum berani meyakinkan diri saya bahwa saya bisa dan pantas mendapat nilai tinggi.
Alhamdulillah,,akhirnya sampai indekos jug. “Lho, memangnya dari mana?”. Oh iya, saya belum cerita kemana saya hari ini. Sebenarnya, tidak terlalu istimewa di jumat ini, hanya saja saya ingin bercerita mengisi kekosongan sembari istirahat. J

Pagi ini, saya dan 34 teman kelas mulai kuliah perdana di hari jumat setelah menghadapi UTS ganjil, mata kuliah etika profesi PNS. Sangat tidak biasa, pagi tadi (terpaksa) saya duduk di barisan kedua, bersebelahan dengan teman satu kelompok DINAMIKA, dan teman satu kelas sewaktu tingkat 1. Yah, nostalgia mungkin..hehe

Yang berbeda dari kuliah sebelum UTS, mulai pertemuan 9 sampai pertemuan terakhir nanti, kami presentasi perkelompok yang tema dan kelompoknya bahkan sudah ditentukan dari sebelum UTS. Hari ini kelompok satu maju, seingat saya mereka membahas profesionalitas pegawai negeri, bahwa betapa sampai saat ini masih banyak pegawai negeri yang kurang berkompeten. Hmmm,,,

Di injury time, Pak dosen mengumumkan nilai UTS kemarin. “hasil ujiannya”, beliau berkata,”yang mendapat nilai A ada 1 orang, nilai B ada 4 orang, nilai C+ ada 14 orang, nilai C ada 10 orang, dan nilai D ada 6 orang”. Yang saya khawatirkan setelah nilai-nilai tersebut dibacakan adalah Pak dosen menyebutkan yang mendapat nilai D. Saya dengar di kelas sebelumnya-yang juga di ajar beliau-yang mendapat nilai D disebutkan dari depan kelas. Tapi ternyata tidak. Leganya hati ini.

Nah, yang kemudian muncul di pikiran saya-mungkin di pikiran semua teman kelas juga-adalah “Saya termasuk yang mana?”. Mulailah saya mengira-ngira sendiri, kira-kita saya termasuk yang mana. Nilai A, langsung saya tolak, rasanya hampir tidak mungkin saya mendapat nilai itu. Dan sepertinya sudah ada yang jauh lebih pantas mendapat nilai A. Memang, takdir sulit di tebak, saya hanya berfikir realistis saja.

Yang kedua, nilai B, 4 orang. Hmmm,,sejenak merenung. Kayaknya kurang memungkinkan juga deh. Dari pandangan saya masih banyak yang pantas mendapatkannya. Presentasenya sekitar 15persen lah saya mendapat nilai B. Oke, saya lanjut ke C+. Disini saya baru ada banyak keyakinan kalau saya berada disini bersama 13 teman lainnya. Tapi, kakaynya C lebih yakin lagi deh, meskipun hanya 10 orang. “Eh tapi, masih ada 6 orang sisanya, dan ini yang sebenernya kami khawatirkan. Nilai D nilai terendah, dan sebisa mungkin Mahasiswa menghindarinya. Lagi-lagi perasaan saya mengatakan “mungkin saya ada disini”. Cukup beralasan memang, karena ketika ujian banyak jawaban saya yang kurang lengkap dan kurang tepat.

Kurang pas juga sebenarnya saya menebak-nebak nilai sendiri berada di tempat terendah. Itu artinya sampai disitu lah saya menilai diri saya, saya belum berani meyakinkan diri saya bahwa saya bisa dan pantas mendapat nilai tinggi.

6 Des 2011

Sayang, aku dijodohkan...

Namanya Khoerunnisa, Nisa biasa dia di panggil. Dia lulusan salah satu SMA terbaik di daerahku. Entah karena di Institut ini membawa embel-embel islam atau memang sudah dari awal dia mengenakan jilbab. Yang jelas, dia terlihat anggun. Seperti biasa, di awal-awal perkuliahan, kami masih malu-malu. Jaga image kalau kata bahasa gaulnya.Oh iya, perkenalkan, namaku Andri. Sebenarnya minat ku di jurusan teknik, tapi apa daya dari segi biaya orang tuaku belum mampu membiayaiku sekolah teknik. Karena itu hari pertama kami kuliah, belum ada perasaan apapun dan mungkin kami masih sibuk dengan sesuatu yang serba baru. Kalau dulu ketika sekolah kita masih pakai seragam yang di sediakan sekolah, sekarang pakaian bebas. Kalau dulu masih memanggil guru, sekarang dibiasakan memanggil dosen. 


Hari itu Selasa tepatnya, mata kuliah Kewarganegaraan. Kami di minta sang dosen membuat kelompok terdiri dari lima orang untuk presentasi. Ah, memang takdir sulit di tebak, aku satu kelompok dengannya, bersama dua teman laki-laki dan satu lagi wanita. Sejak saat itu kami jadi sering bertemu, minimal 1 minggu sekali untuk membahas kuliah, mencari bahan presentasi, atau sekedar kumpul berbincang-bincang mengakrabkan diri. Berpindah dari kos satu ke kos lain, dari satu sudut kampus ke sudut lain. Pepatah bilang, witing tresno jalaran saka kulino, "cinta datang karena telah terbiasa". Entah apa yang membuat ku benar-benar terdorong menyatakan hal ini padanya, pada Nisa, wanita sederhana yang memiliki semangat tinggi dan bisa memengaruhi yang lain tetap semangat. 

Langit hari itu sangat cerah, tak ada tanda-tanda akan turun hujan. Awan pun menggumpal membentuk sesuatu yang indah di lihat. Suara motor terdengar merdu. Ah, mungkin ini yang mereka sebut cinta. Semua terasa indah, manis, dan tidak masuk akal. Tiga hari setelah pernyataanku, Nisa menjawab "Ya, aku mencintaimu". Biarlah orang menyebut aku lebay, karena ini cinta pertamaku. Biarlah orang bilang ini hanya cinta monyet, paling hanya bertahan beberapa bulan saja. Biarlah,, toh yang menjalankan aku dan NIsa, bukan mereka.

Satu tahun, dua tahun, tiga tahun, kami menorehkan cerita-cerita baru, yang mungkin tidak semua orang merasakannya. Banyak hal yang kami lakukan bersama, terlebih karena kami satu kelas sejak tingkat satu. Keluarga Nisa sangat akrab dengan ku, bahkan mereka sering mengajakku pergi bersama. Aku ingat, setiap ada tugas kuliah kami selalu mengerjakan bersama. Aku ingat, kalau kami lapar, kami makan di kantin kampus. Aku pun ingat ketika dia mendadak sakit ketika kuliah berlangsung, aku membawanya ke klinik terdekat. Dan, aku sangat ingat ketika aku mengatakan padanya "Aku akan serius, sekarang kita fokus nyelesain kuliah dulu. Setelah itu aku akan melamarmu". Dia tersenyum, terharu mungkin.

Sudah tiga hari belakangan sikapnya berubah. Meskipun kami satu kelas, tapi akhir-akhir ini dia memilih langsung pulang dan tidak menyapaku sam sekali. Setiap ku tanya, dia hanya menjawab "tidak ada apa-apa, mau sendiri dulu". Ya sudahlah, mungkin itu yang terbaik buatnya. Sampai di hari keempat, dia meminta berbicara di suatu tempat, "ini serius", katanya. Sesampainya di tempat itu, tak tahan dia mengeluarkan air matanya. "ada apa? kok menangis?", tanyaku. Dalam hati aku introspeksi diri, apa aku pernah berbuat salah padanya? Ku rasa tidak.

"Sayang,,aku dijodohkan,,", ucapnya sambil menangis tersedu. Apa? aku tidak salah dengar? Atau dia sedang bercanda saja? Apa ini hanya ujian untukku?. "Dengan siapa?", tanyaku hati-hati. "Anak dari teman Ayah, dia sudah kerja sekarang. Kemarin mereka berkunjung ke rumah dan menjodohkan aku dengan anaknya, Hendri namanya." Penjelasannya makin menimbulkan banyak pertanyaan dalam hatiku. Selama ini, orang tuanya tidak pernah menyinggung perjodohan, bahkan mereka respect padaku. Apa mereka melihat kalau masa depan ku belum jelas, sedang lelaki itu sudah bekerja dan dianggap mapan?. Entahlah,, mungkin ini yang mereka sebut patah hati. 

Setelah pembicaraan hari itu, kami bersikap layaknya hari-hari sebelumnya. Kami memilih menutupinya dari yang lain biar tidak "capek" menceritakannya. Atau mungkin aku tidak sanggup mengatakannya. Sudahlah, mungkin ini yang namanya takdir, sulit untuk di tebak. Dan proses selama lebih dari tiga tahun inilah yang aku jadikan pelajaran.

Untukmu yang (mungkin) berjodoh dengannya,,

30 Nov 2011

Sensasi "Putra Luragung"

Carai,,carai na,, Mijon,, Mijon,,Tarahu,,tahu na,, Bade a? 

Pagi tadi, pukul tujuh lebih tiga puluh menit, ketika beberapa kelas akan pergi makrab ke tempat tujuan masing-masing, ketika Maba (mahasiswa baru) hendak pergi (entah kemana) naik metro mini, ketika kawan-kawan saya sedang futsal, dan ketika salah satu kawan saya sedang sakit, saya berada di pos satpam depan kampus, sendirian, menunggu 4 kawan yang rencananya akan pulang dengan tujuan yang sama. Ada yang berbeda di liburan kali ini. Kalau biasanya saya pulang naik kereta, pagi tadi pertama kalinya saya pulang ke kampung (Cirebon, nggak kampung-kampung banget sih) naik bus. Ada dua alasan kenapa saya pilih bus, untuk cari pengalaman (karena sama sekali belum pernah pulang dari Tangerang naik bus) sama ngirit ongkos juga. Lumayan, buat tambahan ke bukfer minggu nanti lebihnya,,hehe . Lebay mungkin saya menulis cerita ini. Tapi mudah-mudahan masih tetap dilanjutkan membacanya,, :)

Sekitar setengah jam saya menunggu di pos satpam, sendiri. Ada kernet bus sih sebenarnya yang mengajak ngobrol. Tapi itu tidak lama, hanya sekitar 10 menit. Setelah berlima kumpul di pos, kami mencari taksi. Terlihat elit? tidak juga. Sampai lebak bulus tarifnya sekitar 28 ribu lalu di bagi lima. Hitungannya sama saja dengan 2 kali naik angkot,6 ribu per orang.

Sampai di lebak bulus kami mencari bus jurusan Cirebon. "Nah, itu bus nya", teriak kawan saya. Putra luragung? Gak salah nih?? . Yang saya tahu, bus ini sering ugal-ugalan. Memang sih jarang saya dengar bus ini kecelakaan lalu lintas. Lagi pula hanya tinggal naiknya saja, masa harus pulang lagi. Hop! saya masuk bus. dan ternyata di dalam sudah banyak penumpang. Kami mencari bangku kosong (berasa horor dah :D). Setelah dapat, kami duduk dan menungu sampai bus berangkat. Baru saya tahu ternyata bus nya tidak ber-AC dan banyak pedagang yang hilir-mudik bergantian menawarkan dagangannya. Saya pikir kondisinya sama seperti naik bus Bandung-Cirebon, ber-AC dan kalaupun ada pedagang, hanya 1-2 saja. Itu pun kalau sedang macet. Bus berangkat pukul sembilan lewat dua puluh menit.

Di depan saya duduk seorang ibu dengan 2 anaknya. Uniknya, yang satu duduk di sandaran jok, jadi posisinya lebih tinggi dari yang lain. si anak (usia sekitar 5 tahun) sepertinya sudah terbiasa duduk disitu. Di samping kiri saya, di bagian kursi 2 jajar, satu keluarga (Bapak, Ibu, dan 2 anak) duduk di situ. Tidak ada sama sekali keluhan merasa sempit. Ah, kok sepertinya saya sangat tidak bersyukur. Bawaan saya hanya sebuah tas, bukan keluarga apalagi anak yang terkadang merepotkan selama perjalanan. Ah, sudahlah, saya harus bersyukur untuk perjalanan kali ini, dan menikmatinya. Setelah itu, entah kenapa saya merasa exited dan bebrapa kali senyum-senyum sendiri.

Ada beberapa kejadian yang sedikit menarik perhatian saya. Ada satu pengamen yang dia tidak membawa apa-apa, menanyi pun tidak. Dia berdiri di depan, lalu mulai menyampaikan sesuatu. Saya lupa isi lengkap nya, yang saya ingat bagian yang "...daripada saya menantang maut dengan menodong, mencuri dan mencopet, lebih baik saya menanggung malu di hadapan bapak - ibu semua..". Ada juga penjual salak pondoh yang menjual dengan memaksa. Awalnya dia jual 15 ribu untuk 30 buah. Tidak lama kemudian, jumlah dinaikkan menjadi 35 buah, lalu 40 buah, lalu 50 buah. Nah, mungkin ini penambahan terakhir. Akhirnya saya membeli salak itu. Dari cara menjualnya, saya yakin salaknya (setidaknya) benar-benar salak pondoh dan tidak sepet.

Ternyata dugaan saya salah. Tidak lama setelah penawaran tadi, penjual lagi-lagi menaikkan jumlahnya dengan harga yang sama menjadi 55 buah, lalu 60 buah, dan terakhir 70 buah. Kalau saja saya sedikit bersabar,,hehe.
Sebelum bus memasuki tol, kami turun dan meneruskan perjalanan dengan angkot. Satu orang tidak turun dan melanjutkan perjalanan dengan bus. Setelah itu kami bertiga berpisah menaiki angkot jurusan rumah masing-masing. Pukul dua lebih tiga puluh sore saya sampai di rumah, alhamdulillah,,

Itu sedikit (banyak kalee..) cerita perjalanan saya pulkam yang akhirnya merasa exited karena pertama kalinya naik bus, dan ternyata cukup menyenangkan. Inginnya malam ini santai, tapi kemudian teringat acara untuk sabtu ini di UI yang belum selesai persiapannya. Okelah, refreshing-nya dicukupkan dan di lanjut dengan mem-fix-kan acara :D..
oh iya, ada beckham ya lagi tanding lawan timnas ya? Tak apalah, saya jarang menonton bola.. :)


25 Nov 2011

yuk, saling memaafkan :)

Pemaafan tidak ada hubungannya dengan amarah dan niat buruk, tidak ada hubungannya dengan hukuman dan penghakiman. Itu adalah sikap indah yang berarti kita bisa mulai melangkah maju kembali. Sebab sering kali kita memiliki amarah, kita ingin menghukum, kita ingin balas dendam, dan kita berpikir keadlian itu adalah : "Mereka melukai saya dan saya harus balas melukai mereka." Jika kita berfikir keadilan adalah seperti itu, artinya kita terperangkap dalam masa lalu.
Kutipan itu saya ambil dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! karangan Ajahn Brahm. Dalam buku tersebut ada 108 cerita dalam kehidupan nyata yang sangat inspiratif dan kita bisa mengambil hikmahnya, salah satunya mengenai memaafkan sesama manusia. Karena memaafkan itu sangat mulia.
Mungkin diantara kita sampai saat ini ada yang masih menyimpan dendam terhadap yang lain karena suatu kesalahan. Atau pernah berucap " saya tidak akan memaafkannya sampai saya membalasnya!". Jujur, saya pernah mengalaminya. Ingin rasanya membalas seperti apa yang orang tersebut lakukan ke saya, bahkan ingin lebih. Tapi dengan banyaknya nasihat yang masuk kepada saya, saya menjadi sadar bahwa nafsu membalas tidak akan menyelesaikan semuanya. Tahukah kau, kawan? ternyata memaafkan itu indah, dan menenangkan hati. :)

“… dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,   .” (QS. An Nuur, 24:22) 

23 Nov 2011

Eh, nama dosen kita siapa ya?

Alhamdulillah,,di UTS hari ketiga ini masih lancar-lancar aja (lancar ngarang nya :D). Ujian smester ini kebanyakan menghapal, agak berbeda dari smester-smester sebelumnya. Ya paling hanya 1-2 soal yang menghitung. Itupun tidak serumit AKM dan kawan-kawannya. :)

Mungkin seharusnya tulisan ini sudah saya buat dari smester awal kuliah disini. Tapi baru sempat dan baru terpikirkan untuk menuliskannya sekarang. Padahal disetiap ujian sering sekali terjadi, di kelas saya terutama. Atau mungkin dari kelas kawan-kawan pun mengalaminya? Apa itu? 

Jadi gini, dari tingkat 1 smester 1 saya kuliah disini, ketika ujian (mau UTS mau UAS), pasti saling menanyakan nama dosen pengajar mata kuliah yang saat itu diujikan. "eh, nama dosen kita siapa? gimana tulisannya?". Yah itu mungkin salah satu pertanyaan yang keluar sebelum mengerjakan soal-soal ujian. Buat yang belum mengerti, jadi kalau ujian itu kami diminta menulis nama, kelas, spesialisasi, mata kuliah yang diujikan, dan nama dosen. Itulah kenapa penting untuk tau nama dosen ketika ujian (minimal).

Bagaimana menurut kawan-kawan? ada yang mengganjal? Kalau saya sendiri pertanyaan itu cukup mengganggu perasaan. Memang sih saya pun terkadang (atau mungkin sering :D) menanyakannya. Yang mengganggu hati saya adalah "padahal beliau-beliau sudah memberikan ilmunya lebih dari 15 jam dalam 8 minggu waktu efektif kuliah, tapi namanya saja saya tidak hapal. Bagaimana dengan guru-guru yang sudah mengajarkan saya dari mulai TK sampai sekarang? Apa kabarnya mereka? 

Nyok kawan, mumpung (anggap saja) belum terlambat. Masih ada ujian-ujian selanjutnya. Dengan tulisan ini saya mencoba (setidaknya) mengingat nama dosen pengajar mata kuliah yang diujikan (lagi-lagi, setidaknya) ketika akan menuliskannya di lembar kertas ujian..

selamat berjuaaang :)

19 Nov 2011

Anda dan 5 Istri Anda :)

Cerita ini saya dapat dari teman sekelas. Setiap kamis kelas kami ada agenda rutin kultum. isinya bebas, boleh seputar agama, umum, atau sekedar cerita berhikmah. Nah beberapa minggu yang lalu, kawan saya membawakan cerita yang cukup menarik. Disini saya hanya berbagi, mungkin bisa mengisnpirasi ,,hhe

Oke, kita mulai ceritanya,,

Di suatu massa, hidup seorang lelaki dengan empat orang istri. mereka hidup bahagia, tidak ada rasa cemburu diantara mereka. Istri yang keempat ini menurut si suami yang paling cantik. Dia sangat bangga memiliki si istri ini. pokoknya gak nyesel deh lelaki itu memiliki wanita ini. istri yang ketiga cantik juga. bahkan si suami sering memamerkannya kepada teman-temannya. kalau ada acara kumpul, pastilah istri ketiga yang dia bawa dan dia kenalkan ke semua temannya. Nah beda lagi dengan istri yang kedua. dia ini tempat curhat sang suami. Ada masalah apapun, dia selalu cerita ke istri kedua, dan selalu ada solusi yang tepat. Sang suami benar-benar nyaman bila berada di sampingnya, terlebih ketika ada masalah. sedangkan istri yang pertama ini menurut sang suami biasa-biasa saja. bila dibandingkan dengan istri-istrinya yang lain, istri pertama ini tidak cantik. si istri memang sederhana sikapnya. tapi sang suami tetap suka padanya.

suatu hari, si suami sakit parah. berbagai rumah sakit sudah mereka datangi, hasilnya peralatan rumah sakit kurang menunjang untuk merawatnya. dokter manapun sudah mencoba menyembuhkan penyakitnya, tapi tetap saja tidak bisa. akhirnya mereka pun pasrah. sang suami hanya dirawat dirumah dengan peralatan seadanya. hanya sesekali diberi obat herbal. berhari-hari suami tersebut terbaring di kasurnya, masih sulit rasanya untuk sekedar menggerakkan tangan. yang bisa dia lakukan hanya berbicara, itupun  sangat lirih, hampir tak terdengar.

Aadar keadaannya mendekati kematian, sang suami memanggil satu persatu istrinya. Yang dia panggil pertama adalah istri keempat. Dengan lirih, dia berkata : "istriku, keadaanku kini tak seperti dulu. mungkin sebentar lagi aku akan meninggalkan kalian semua. selama ini, aku telah banyak memberikan mu harta, sehingga kau merasa tercukupi. sebelum aku meninggalkanmu, ada satu permintaan dariku. aku berharap kau mau mengabulkaannya". sang istri langsung menjawab : "apa itu sayang? katakanlah, mungkin aku bisa memenuhi permintaanmu itu". sang suami menjawab : "maukah kiranya engkau menemaniku di kuburan nanti, kita sama-sama meninggalkan dunia ini. bukankah kau pernah berjanji akan sehidup semati, istriku?". terkejut si istri mendengar permintaan suaminya. refleks ia menjawab : "aku tidak mau! aku masih ingin menikmati hidup ini, sayang. lagipula aku masih sehat dan masih banyak yang ingin ku capai. maaf aku tidak bisa menemani mu.

begitu seterusnya sang suami berdialog dengan para istrinya. apakah semua istrinya menolak ? tidak, kawan. istri pertama menjawab dengan yakin : " kalau itu permintaan mu, aku bisa penuhi."
Wah, gak di sangka jawaban istri pertama berbeda dari yang lain. tanpa sadar sang suami menitikan air mata, betapa selama ini istri pertama dianggap bisa saja tetapi malah yang paling setia.

--------------------------

Dalam hidup ini, kita tidak terlepas dari empat "istri" kita. Istri keempat diibaratkan kelebihan yang kita miliki, ketampanan ataupun kecantikan. Kita sering bangga jika kita "lebih keren dari yang lain dan mungkin ada terbersit dalam hati merendahkan yang lain (na'udzubillah). Istri ketiga diibaratkan harta/perhiasan yang kita punya. Kemana-mana kita pamerkan jam tangan harga jutaan, cincin emas, atau apapun yang tidak semua orang lain punya. Kemudian istri kedua diibaratkan teman/sahabat yang ada disekitar kita. Mereka sering menjadi tempat kita mencurahkan perasaan kita, mencertiaka masalah yang sedang kita hadapi, atau sekedar bercerita kejadian lucu yang kita alami. Namun, pada akhirnya ketiganya tidak bisa menemani kita selamanya. Ada kalanya kita "berpisah" dari mereka. Ketampanan/kecantikan bisa saja hilang karena suatu musibah. Harta pun sama, kapanpun dapat terpisah dari pemiliknya. Teman atau sahabat, suatu saat bisa saja berpisah ketika kita tidak lagi dekat dengannya. Memang masih bisa berkomunikasi, tetapi sudah tidak dekat seperti sebelumnya, masing-masing memiliki kesibukkan.

Dan untuk istri pertama diibaratkan diri kita. Dalam hidup ini, apa saja yang sudah kita perbuat untuk bekal kita nanti? Sesederhana apapun diri ini, perlu dihiasai. Dan perhiasan diri yang baik adalah perbuatan baik. Dalam berbuat baik itu ada kemanfaatan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Dalam suatu hadits, disebutkan bahwa yang menemani sampai di hari akhir nanti salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat.

Lalu, bagaimana dengan istri kelima? sebenarnya cerita aslinya hanya empat istri. Hanya saja saya menambahkan satu istri lagi. Istri kelima adalah yang sebenar-benarnya istri, yang mendampingi hidup untuk menyempurnakan ibadah kita . :)

26 Sep 2011

Siap membunuh murid, guru?

Itulah kenapa guru sering memberi tugas banyak kepada siswanya. Kalau muridnya gak bisa 'kan guru yang disalahkan. Jadi sebelum murid-muridnya membunuh guru, ya guru harus membunuh muridnya dulu,,"
kalimat itu keluar dari seorang guru saya sewaktu sekolah di Madrasah Aliyah, Pak R*sy*n* namanya. Beliau mengajar matematika dan kimia. Liburan kemarin saya sangaja menyempatkan berkunjung ke sekolah tersebut untuk silaturahim dengan guru-guru yang dahulu mengajarkan saya banyak "pelajaran". Saya, dan kawan saya yang juga alumni sekolah tersebut mengobrol dengan Beliau sekitar 15 menit. Banyak masukan yang beliau berikan, terutama mengenai sekolah kami yang sekarang dan ketika kerja kami. Maklum mungkin, karena memang akhir-akhir ini kampus saya sangat terkenal setelah kasus G*y*s.. :)

Dalam obrolan singkat itu, beliau sempat mengatakan yang saya kutip di awal. Benar juga menurut saya apa yang beliau katakan, guru harus "membunuh" murid nya sebelum mereka dibunuh muridnya sendiri. Itu mungkin mengapa guru kadang suka "rewel" kalau masalah tugas sekolah karena tujuannya agar muridnya mempunyai kapasitas yang (minimal) sama dengan kawan-kawan lain.

Namun setelah beliau berkata seperti itu, ada sedikit pertanyaan dalam hati saya. Seorang pembunuh harus menyiapkan matang-matang terlebih dahulu apa yang ingin dilakukannya. Misalnya, menyiapkan senjatanya, waktu yang tepat, dan cara membunuhnya. Agar nanti ketika waktunya membunuh tidak ada kesalahan yang di buat. Pun begitu dengan seorang guru yang ingin "membunuh" muridnya, harus mempersiapkan sejak awal. Misalnya, tugas apa yang tepat diberikan, bagaimana metodenya, kapan waktunya, dan lain-lain..Ketika semuanya siap, barulah siap "membunuh".

Teruntuk para guru, murid, dan semuanya ... :)

6 Jun 2011

IT'S IN ME !

kalau baca judul nya, mungkin kita akan langsung teringat pada salah satu iklan produk air mineral, sebut saja *Q**.. Saya sangat tertarik dengan slogan iklan ini, karena menurut saya kata-kata tersebut memiliki makna yang dalam. oh, saya jadi teringat satu kejadian sewaktu di kampung halaman, Cirebon. Sebenarnya banyak yang bisa saya bagikan selama liburan kemarin, tapi malam ini saya akan menceritakan yang ini saja..:)


Jadi begini ceritanya..


hari itu hari kamis kalau saya tidak salah ingat. Saya dan 3 orang teman hari itu memutuskan untuk nonton bareng di salah satu Mall yang ada di Cirebon. Maklumlah, sudah lama kami tak bertemu. Sampai saya lupa kapan kami terakhir berkumpul, yang jelas kami saya bersyukur masih bisa menyempatkan berkumpul meski sekarang kami kuliah di tempat yang berbeda-beda. Kembali ke topik.. Kami memutuskan menonton film


terbaru kang Deddy yang judulnya menurut saya agak nyeleneh, nama film nya K E N T U T. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana pentingnya k*nt*t setelah melakukan operasi. Dan dalam satu kesempatan promo filmnya, kang Deddy berkata "k*nt*t pun bisa dijadikan pelajaran untuk kita ikhlas. Gak ada kan orang yang setelah k*nt*t lalu merasa kehilangan?haha..". yah, seperti itulah khas beliau, kelakar yang mengandung hikmah.sepulang dari nonton, saya agak terburu-buru dan meninggalkan yang lain karena di rumah sudah di tunggu oleh 2 orang (sok penting), seorang Bapak dan anaknya. Kata Ibu saya, keduanya sudah ada di rumah, dan pada saat itu di rumah tidak ada siapa-siapa. Bapak itu teman Ibu saya di kantornya, hari itu dia datang bersama anaknya, ingin bertemu saya untuk menanyakan perihal bimbel STAN, pendaftarannya, dan lain-lain. Dari Mall itu saya memacu kendaraan sedikit lebih cepat agar keduanya tidak menunggu terlalu lama. 


Sesampai saya di rumah, ternyata belum ada siapa-siapa. "Kurang komunikasi, mereka masih di suatu tempat", jawab ibu ketika saya telpon dan menanyakan dimana posisi keduanya. Oke, saya menunggu di depan rumah. Ketika itu saya ingat, sewaktu pergi saya tidak membawa kunci rumah sehingga harus menunggu Ibu yang sedang keluar. Sekitar 20 menit saya menunggu di depan gerbang rumah duduk di motor dan sendirian. Ketika saya sudah mulai malas menunggu, tidak sengaja saya melihat-lihat kunci motor. Dan ternyata disitu ada kunci rumah, lengkap dengan kunci gerbangnya  !. Lha, tadi itu saya sedang menunggu apa? 

Seperti itulah kejadiannya..mungkin terlihat konyol di baca. Sudah hampir 2 hari saya menggunakan motor itu tapi tidak menyadari ada kunci rumah disitu. Apakah pernah terjadi padamu? mungki iya, mungkin juga tidak..Terkadang (atau bahkan seringnya) kita kurang menyadari potensi yang ada dalam diri. Kita lebih memilih mengeluh, berkata tidak bisa, bahkan pesimis. Setelah kejadian itu, saya berpikir "Sepertinya setiap orang itu punya potensi dengan porsi masing-masing, tak perlu harus sama dengan yang lain. Yang penting bermanfaat untuk diri dan orang-orang sekitar. Dan itu yang saya lupakan selama ini".
Apa kita sudah menyadari potensi kita? Sudahkah kita manfaatkan semaksimal mungkin? Lalu, buat apa kita menunggu??


IT'S IN ME !!!

3 Jun 2011

Hikmah di tanggal tua

Bagaimana kabar mu malam ini, kawan ? nampaknya lelah sekali..
sini, duduk lah bersama ku sambil menikmati berita malam sekitar kita. Semoga kita tetap ingat akan nikmat Nya..



aku punya cerita untukmu, cerita yang aku alami pekan kemarin. Kau mau dengar? oke, akan ku ceritakan sekarang agar kau tak penasaran.
kisah ku ini terjadi satu pekan lalu, tepatnya 29 Mei. Ya, tanggal seperti itu memang tanggal sangat "kritis" buat ku sebagai mahasiswa. Maklumlah, anak kos..hehe. oh iya, sekedar mengingatkan saja biar kita lebih akrab. Saat ini aku kuliah di Semarang, U***P smester enam jurusan matematika. Nah, disitu lah kejadian yang akan aku ceritakan padamu.



Hari itu hari minggu, pukul tujuh lewat malam kalau aku tidak salah ingat. Seperti biasa, malam itu sudah waktunya aku makan malam. "Ah, sekali-kali mencoba nasi goreng seafood yang ada di dekat kos ku", pikirku malam itu. Maka pergilah aku ke tempat mangkalnya, Mang Udin namanya. Beliau biasa berdagang ditemani istrinya yang ikut membantu membungkus atau menyiapkan di piring kalau-kalau ingin makan disitu. Tapi, sebelum memesan nasi goreng aku sempatkan mampir ke warnet dekat-dekat situ, ya sekedar cari-cari info dan referensi tugas, atau apalah. Sekitar satu jam aku berada di bilik berukuran 1,5 x 1,5m dan akhirnya aku memutuskan meninggalkan tempat tersebut, karena semua yang ku cari sudah aku dapat. 


Dengan berjalan melewati beberapa rumah dan toko-toko, sampailah aku di tempat Mang Udin. Santai sekali malam itu, aku mengenakan celana 3/4, kaos oblong, dan sandal jepit tipis yang sudah bertahan hampir satu tahun. Di saku celana ada uang sepuluh ribu dan beberapa uang receh kembalian di warnet tadi. Di saku belakang ada dompet berisi uang 150ribu dan kartu-kartu penting. Ketika tiba di warung, aku langsung menemui Mang Udin dan memesan nasi goreng. "Mang, nasi goreng seafood nya satu bungkus ya", kataku.


Sambil menunggu, aku membuka henpon nokia jadul yang setia menemaniku bertahun-tahun. Ku buka inbox dan ku baca sms dari teman-teman ku, siapa tau ada pesan yang bisa menghiburku malam ini. ah, ketemu ! begini isi pesannya " Orang yang berkata jujur akan mendapatkan tiga hal : KEPERCAYAAN, CINTA , dan RASA HORMAT". sangat menyentuh kata-kata sahabat Ali bin Abi Thalib itu. Tak lama kemudian, "Mas, pesanannya sudah selesai. Sepuluh ribu aja", Mang Udin memanggilku. Oke, sambil bergaya, ku ambil dompet di saku belakang dan ku keluarkan uang 50ribu. "ini Mang uangnya",kataku. "ada uang pas aja, mas?" Beliau menjawab. "Ga ada Mang". Dengan terpaksa beliau mengambil uangku dan berusaha mencari kembalian dari lacinya. "Nih mas kembaliannya 40ribu", katanya. "Ok.. Makasih ya". Setelah menerima kembalian aku berlalu dari warung tersebut dan langsung menuju kos.


Sesampainya di depan kamar, aku mengambil kunci yang ku gabungkan dengan kembalian nasi goreng tadi. Sebenarnya perasaan ku sudah agak berbeda saat itu, aku merasa di kantong tersebut sudah tidak apa-apa lagi. Tapi sudahlah, mungkin hanya firasat saja pikirku. Benar saja, setelah menaruh bungkusan nasi goreng di meja, aku memeriksa saku celana. Tapi apa yang aku cari ternyata tidak ada !. Ya, uang 40ribu tadi ternyata tidak ada. Yang tersisa hanya uang 10ribu dan uang receh yang ada di saku sebelah. Aku panik memeriksa di semua saku celana sampai berulang-ulang. Panik ku lebih karena ini tanggal tua, dan sudah tidak ada lagi uang di ATM. Tak lama kemudian, aku mendapat pesan singkat dari teman ku yang biasa aku berlangganan mengisi pulsa," boy, besok kau bisa bayar utang 50ribu kan? aku sedang butuh untuk keperluanku". Aku jawab dengan sedikit kesal "kalau minggu depan bisa? aku ada rencana mau ke luar kota, mengunjungi kawan ku disana besok rabu". jawabku. "Bagaimana ya? aku pun butuh, uang bulanan ku sudah habis". Oke lah kalau begitu, aku balas pesan itu dengan menyanggupi membayar besok. "Makasih ya, maaf sebelumnya", katanya.


belum sempat ku makan nasi goreng yang aku beli, aku kembali menyusuri jalan yang tadi kulalui untuk mencari 40ribu yang hilang. Tidak ada. Ya sudahlah, aku pasrah malam itu. Ku mulai memakan nasi goreng yang sudah dingin, dan selera makanku sudah hilang. Kalau di hitung-hitung, uang ku hanya tersisa sekitar 60ribu. "ah, cukuplah untuk ongkos ke C*r*b*n mengunjungi kawanku selama 4 hari Rabu nanti. Semoga saja orang tua besok atau paling tidak hari kamis sudah mengirim jatah bulananku, sehingga aku tidak perlu meminjam pada kawanku disana.


besoknya, pada hari senin aku berangkat kuliah. Tidak ada kuliah hari itu, karena memang sedang dalam masa tenang setelah ujian. Hanya sekedar berjumpa kawan dan mengobrol saja disana. Sekitar pukul sembilan, teman yang menagih utang malam tadi datang dan langsung bergabung dengan kami. "nih uang nya, 50ribu", kataku. "tidak usah, nanti saja..hehe". Entah apa yang membuatnya berubah pikirannya. Aku pun tak ambil pusing, berarti uang ku lebih dari cukup untuk ongkos besok lusa. Dan sesuai rencana, Rabu pagi aku mulai perjalanan menuju c*r*b*n menaiki bis. Alhamdulillah aku sampai dengan selamat dan bertemu mereka.
_________________________________________________________________________________


bagaimana kawan setelah mendengar kisah ku? bisa kau dapat hikmah nya?
ya, apapun yang terjadi kita harus bersikap jujur. Saat itu bisa saja aku mengeluarkan 10ribu dan Mang Udin tidak perlu susah payah mencari uang kembalian untukku. Tapi saat itu aku butuh uang pecahan agar mudah ku gunakan kalau-kalau ada perlu membeli sesuatu yang harganya murah. Entah karma atau memang takdir, ternyata uang 40ribu justru hilang. Dan entah bertepatan atau tidak, pesan singkat yang berisi kata-kata sakti dari sahabat Ali bin Abi Thalib yang ku baca di sela menunggu itu sangat mengena dengan kejadianku malam itu.


Wah, panjang juga ternyata aku bercerita. Maaf kawan kalau kau merasa bosan, aku ingin berbagi dengan mu agar kau bisa belajar dari kisah ku ini. Selamat malam dan semoga bermanfaat, kawan :)
oh iya, hampir lupa. Aku belum Shalat Isya;..hehe
mau berjama'ah dengan ku?

30 Mei 2011

kumpulan SMS (4)

Bila lelah menyapa dirimu, pejamkan mata dan bayangkan ASMA' BINTI ABI BAKAR yg sedang memanjat tebing saat berjihad. Bila ujian hidup membuat my menangis, pelajarilah ketabahan 'AISYAH istri FIR'AUN. Bila celaan menyapa dirimu, hadirkanlah kesabaran "MARYAM putri IMRON. Bila putus asa membuat mu menyerah, bayangkan lah HAJAR yg berlari dari bukit shafa dan marwah. Mereka ahnyalah manusia biasa seperti kita, namun cinta pada Rabb nya yg membuat mereka sabar, tabah, dan kuat. Mari belajar seperti mereka !.

Tataplah cermin terdekat, disitu berdiri orang yg paling bertanggung jawab atas dirimu. Hidup ini hanya sekali, detik ini tak akan terulang lagi. Maka berbuatlah sesuatu sekarang juga, karena penyesalan selalu datang di akhir.

Betapa banyak syahwat yg dilampiaskan hanya beberapa detik mewariskan kedukaan yg sangat lama. Lalu memberikan kehinaan dan kepapaan. Tetap istiqomah dalam kebaikan !.


Rasulullah SAW bersaba : Diantara do'a Nabi Daud AS ialah "ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yg mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yg dapat mengantarku kepada cintaMu. Jadikanlah cintaMu lebih ku cintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin". dan bila Rasulullah SAW mengingat Nabi Daud AS, beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah (HR Tirmidzi)

Sungguh hati itu sebenarnya tersiksa dan sakit karena kemaksiatan dan syahwat yg dituruti oleh pemiliknya. Rasa sakit dan ketersiksaan hati karena dosa sama dengan rasa sakit yg dialami tubuh. Hanya saja bila rasa sakit tubuh bisa diobati dengan ragam obat, sedangkan dosa-dosa yg menyebabkan hati sakit penawarnya hanya MENINGGALKAN DOSA.

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40hari. Kemudian menjadi 'alaqah, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan 4 kata, dan dikatakan padanya : Rezeki (jodoh, anak, dan lain-lain),  Ajal, Amal, dan Apakah dia sengsara atau bahagia. (HR Bukhari)

Kalau kita merenungi : Mungkin kita sering bertanya
#Kenapa saya di uji? jawabnya surat al-'ankabut ayat 2-3
#Kenapa saya tak mendapat apa yang saya inginkan? jawabnya surat al-baqarah ayat 216
#Kenapa ujian yang saya hadapi seberat ini? jawabnya surat al-baqarah ayat 286
#frustasi? jawabnya surat ali-imran ayat 139
#Merasa tidak dapat bertahan lagi? jawabnya az-zumar ayat 53
bagaimana menjalani hidup ini? jawabnya ali-imran ayat 200 dan al-baqarah ayat 45
#kepada siapa saya harus berharap? jawabnya surat at-taubah ayat 129
#apa yang kita dapat dari semua ini? jawabnya surat at-taubah ayat 111

Kawan, ketahuilah ketika kita sedang membaca surat al-fatihah, ternyata kita sedang berkomunikasi dengan Allah SWT. Kita membaca "segala puji Tuhan semesta alam". Allah menjawab "hambaKu telah memujiKu". Kita membaca "Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Allah menjawab "hambaKu telah MenyayangiKu. Kita membaca "Raja yg menguasai hari pembalasan". Allah menjawab "HambaKu telah memuliakanKu. Kita membaca Hanya kepada Engkau lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau lah kami memohon pertolongan". Allah menjawab Ayat ini antara Aku dan hambaKu setengah-setengah, dan hambaKu berhak atas apa yang ia minta". Kita membaca "Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan yang orang yang Engkau beri nikmat. Bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang yangs esat". Allah menjawab "Itu semua untuk hambaKu dan hambaKu berhak atas apa yang ia minta.

setiap perkataan anak adam akan menjadi beban baginya kecuali amar makruf nahi munkar dan dzikrullah. (HR Tirmidzi)

24 Mei 2011

kumpulan SMS (3)

ada tiga perkara yang membinasakan, yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekiran yang dipatuhi/pelit, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri (HR. Thabrani).

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan, Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai mengerti, paham, dan menghayati.

Mari kita renungkan : yang singkat adalahwaktu, yang menipu adalah dunia, yang dekat adalah kematian, yang besar adalah hawa nafsu, yang berat adalah amanah, yang sulit adalah ikhlas, yang mudah adalah berbuat dosa, yang susah adalah sabar, yang sering lupa adalah bersyukur, yang membakar amal adalah ghibah, yang mendorong ke neraka adalah lidah, yang berharga adalah iman, yang di tunggu Allah adalah taubat.


ada saat kebahagiaan memenuhi hidupmu, kau tersenyum dan bersyukur. Ada saat kesedihan menyapamu, kau menahan hati, menangis, dan bersabar. Ada saatnya ujian datang bertubi-tubi dan kau merasa lelah. Ada saatnya kemenangan selalu bersamamu dan kau merasa berarti. SEMUA ada saatnya, apapun yang terjadi jangan pernah berhenti menaiki tangga menuju ridho dan jannahNya.

Sesungguhnya dibalik eksistensi alam ini ada kehendak yang mengaturnya, kekuatan yang menggerakkannya, dan hukum yang menertibkannya. Dengan mentadabburi alam, kita akan lebih dekat dengan Allah.

AJAR, berada di bawah tanah, tidak terlihat, tersembunyi dalam kegelapan bersama tanah. Tapi ia tak pernah mengeluh dan bosan menyangga batang. Itulah KEIHLASAN SEJATI.. Tak perlu terlihat, tak perlu diuji, tapi tetap tulus melaksanakan tugas.


16 Mei 2011

kumpulan SMS (2)

BERSYUKURLAH..sudahkah kita melakukannya?? bersyukurlah karena Allah masih mempercayai kita untuk hidup di bumiNya. Bersyukurlah, karena Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menghirup udara. Bersyukurlah karena Allah masih mengijinkan kita untuk beribadah kepadaNya. Bersyukurlah karena Allah masih mempercayai kita untuk mensyukuri segala nikmatNya. Alhamdulillah..

Rasulullah SAW bersabda : tiga perkara, barang siapa terdapat padanya yang tiga perkara itu, terasalah olehnya kemanisan iman. 1) Mencintai Allah dan RasulNya lebih darimencintai segala yang lain. 2) Mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3) Benci kembali kepada kufur serupa dengan benci dicampakkannya kedalam apiyang bernyala-nyala (Bukhari-Muslim).

Abdullah bin Mas'ud RA : orang beriman memandang dosa-dosanya seolah batu besar dipuncak bukit, ia takut kalau-kalau menimpanya (HR> Bukhari no. 5949)

Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan Allah siksaannya bagi pelakunya di dunia dan di simpan sisanya di akhirat daripada aniaya dan memutus silaturrahim (Shahih).

Cita-cita memerlukan perjuangan, perjuangan memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan ketabahan hati.


Jadilah SAMUDERA, yang tetap berada di tempat yang lebih rendah dari sungai dan selokan meskipun mengandung kekayaan yang melimpah didalamnya.

Abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda : perbanyaklah mengingat perkara yang memutus kelezatan (kematian), karena tidaklah seseorang hamba mengingatnya ketika sempit akan menjadikannya lapang, dan mengingatnya ketika lapang maka akan menjadikannya sempit (HR. ibnu Hibban no.2993 shahih jami' no.1211).

Hai manusia, janganlah sesekali merasa kesepian di atas jalan kebenaran hanya disebabkan sedikitnya orang yang berada disana (Ali bin Abi Thalib).

Dari air kita belajar ketenangan, dari batu kita belajar ketegaran, dari tanah kita belajar kehidupan, dari kupu-kupu kita belajar merubah diri, dari padi kita belajar rendah hati, dari Allah kita belajar tentang kasih sayang yang sempurna,, Melihat ke atas: memperoleh semangat untuk maju. Melihat ke bawah: bersyukur atas semua yang ada. Melihat ke samping: semangat kebersamaan. Melihat ke belakang: sebagai pengalaman berharga. Melihat ke dalam: untuk introspeksi diri. Melihat ke depan: untuk jadi lebih baik.

Mari kita jaga shalat fardhu 5 waktu, Bila SHUBUH utuh, pagi tumbuh, hati teduh, pribadi tidak angkuh, keluarga tidak keruh, maka damai akan berlabuh. Bila DZUHUR teratur, diri pribadi jujur, hati tidak kufur, rasa selalu syukur, keluarga selalu akur, maka pribadi jadi makmur. Bila ASHAR kelar, jiwa jadi sabar, raga jadi tegar, senyum menyebar, maka rizki lancar. Bila MAGHRIB tertib, ngaji jadi wajib, wirid jadi karib, jauh dari aib, maka syafa'at tidak raib. Nila ISYA' terjaga, maka bercahaya, gelap tak terasa, tahajjud terbiasa, Insya Allah hidup ini bahagia sejahtera.

Belum tentu siapa yang engkau ghibahi itu benar adanya, tapi engkau telah jelas-jelas meng-ghibahinya..Belum tentu siapa yang engkau su'udzani itu benar adanya, tapi engkau telah jelas-jelas bersu'udzan padanya..Boleh jadi siapa yang engkau hina dan engkau benci itu lebih buruk dari dirimu karena dari sifat yang engkau benci itu, tapi telah jelas dalam dirimu ada rasa benci kepadanya.

Sesuatu yang sangat pahit menjadikan hal yang biasa saja ataupun agak manis menjadi terasa begitu manis. Manisnya hidup adalah dari betapa pahitnya kehidupan.

Jika cita-cita keabadian orang-orang shalih adalah surga, maka cita-cita mereka di dunia adalah berperang di kehidupan dengan menshalihkan anak-anak manusia dan mereka menempuhnya dengan jalan dakwah.

Bagi yang optimis hidup adalah petualangan, bagi yang pesimis hidup adalah kesulitan. Jika sudah melakukan yang terbaik, maka tidak ada waktu mereka untuk menyesali kegagalan. Karena Allah mendatangkan kebaikan bagi setiap UmatNya dan tidak pernah ada rancanganNya yang salah.


kumpulan SMS (1)

sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya (HR. Muslim)

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, agar kamu beruntung (Ali Imron: 200)

Amal perbuatan itu diserahkan pada hari senin dan kamis, karena itu aku suka apabila amalku dipalorkan dalam keadaan aku sedang berpuasa (HR. Muslim)

Barang siapa memenuhi hatinya dengan keridhoan terhadap qadha' Allah,maka Allah akan memenuhi hatinya dengan kekayaan, rasa aman, serta qonaah.

Di setiap yang terjadi, disebaliknya ada hikmah yang mungkin sulit untuk dimengerti dan mungkin bukan saat ini bisa dimengerti, semoga kita selalu menemukannya.

2 kalimat, ringan di lisan, berat di timbangan, dicintai Ar-Rahman : Subhanallah Wa bihamdihi, subhanallahil 'Adzim (MUttafaq 'alaihi)

Tingkatan ukhuwah terendah adalah berlapang dada, tingkatan tertingginya adalah itsar (lebih mementingkan saudaranya sesama muslim daripada diri sendiri).


3 doa yang tidak diragukan kemustajabannya : doa orang yang didzalimi, doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya (dari kitab shahih adabul mufrad).

Barang siapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya maka hendaklah apa yang berada di tangan Allah lebih dia percayai daripada apa yang berada dalam genggaman tangannya.

buah-buahan yang sangat baik di konsumsi setiap hari : Apel (ayo pelajari alquran), strawberi (selalu taat, dan rajin memberi), Melon (melaksanakan solat ontime), Semangka (semangat karena Allah), Jeruk (jangan berbuat buruk), Pisang (pantang iri, sombong, dan angkuh), anggur (anggota gemar bersyukur), Jambu (jaga iman di qalbu), tomat (bertobat dan tidak maksiat), Tals (tidak ada kata malas), mentimun (menuntut ilmu tidak banyak melamun).

salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu' dan kasih sayangnya (Ibn Qayyim).

Tidaklah seorang muslim berdo'a dengan satu do'a yang didalamnya dia tidak berbuat dosa dan tidak memutus silaturrahim, kecuali Allah akan mengabulkannya dengan salah satu dari tiga hal : do'anya segera dikabulkan, atau disimpan untuknya diakhirat, atau untuk mencegah keburukan yang sama darinya (HR. Muslim).

Dari An-Nawwas bin sam'an ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda : kebaikan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang meragukan jiwa dan engkau tidak suka jika orang lain mengetahuinya (HR. Muslim).

15 Mei 2011

Ibu,,


Senja itu, ditemani hujan yang sangat deras, aku menatap keluar dari jendela kamar yang basah oleh tetesan-tetesan hujan. Aku duduk di sebuah ranjang sempit dengan pandangan menerawang jauh keluar sana. Sekilas tampak orang lalu-lalang menggunakan payung sambil tergesa-gesa. Ada yang sendiri, ada pula yang bersama anaknya. Dengan susah payah mereka mengangkat celana mereka agar tidak terkena genangan air yang tingginya hampir 10cm itu. Maklum lah, hujan sore ini berbeda dari biasanya. Hujan turun sangat deras disertai petir yang dahsyat. Apalagi Jakarta yang hampir setiap tahun banjir dimana-mana. Daerah ku cukup beruntung, karena berada didataran tinggi dan tidak langganan banjir seperti daerah lain.  Ada pula kendaraan roda empat yang melaju sangat pelan, mungkin agar tidak membasahi pejalan kaki. Atau mungkin juga sang supir tidak begitu jelas melihat ke depan. Karena jarak pandang sore itu hanya sekitar 100m saja. Tidak sedikit pengendara motor yang sedang berteduh di rumah-rumah sekitar tempatku berada. Kebanyakan mereka karena tidak membawa jas hujan. Mereka yang pada awalnya tidak mengenal satu sama lain, akhirnya saling berbincang-bincang agar tidak jenuh menunggu hujan reda yang entah sampai kapan. Namun ada pula yang tetap terdiam, berdiri dengan pandangan menerawang seperti yang sedang aku lakukan sore itu. Mungkin sedang memikirkan keluarganya dirumah, atau pekerjaan hari ini yang belum terselesaikan. Ah sudahlah, bukan ahli ku untuk menebak isi hati orang.


14 Mei 2011

tentang #TAWAKKAL

Ibnu Athoillah brkata: "tidak disebut #TAWAKKAL, apabila ia gelisah atas apa yang sudah ia usahakan."
Ketika kita di kejar (maaf) anjing, lalu kita lari sekencang-kencangnya,,apakah hati kita masih gelisah?
atau ketika kita ketahuan menyontek saat ujian, padahal kita tidak melakukannya sama sekali dan kita sudah berusaha meyakinkan dosen bahwa kita tidak menyontek,,apakah hati kita masih gelisah?
atau ketika orang yang kita cintai harus menghadap Sang Pencipta,, apakah kita gelisah??
lalu, apa yang seharusnya kita lakukan?
#TAWAKKAL,, ya, memang itu yang tepat harus kita lakukan. kita harus benar-benar berserah diri kepada Sang Maha Segala Maha, Sang Pencipta Semesta Alam..
Tapi, apakah semudah itu? tentu tidak,,semua butuh proses memang, namun kita harus mempunyai target kapan proses itu kita akhiri dan bisa #TAWAKKAL tanpa ada lagi rasa gelisah..
Sedikit-banyak saya akan mencoba berbagi apa yang sudah saya dapat mengenai apa itu #TAWAKKAL..
Rosululloh ShallAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim)
“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendakiNya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq: 3). Ar Rabi’ bin Khutsaim berkata mengenai ayat tersebut, “Yaitu mencukupinya dari segala sesuatu yang membuat sempit manusia.”
 ayat dan hadits diatas merupakan salah satu dari sekian banyak yang memerintahkan kita untuk ber#TAWAKKAL..
Yang perlu kita pahami, bahwa #TAWAKKAL adalah perbuatan hati setelah kita berusaha semaksimal mungkin. Jadi, kurang tepat ketika kita belum berusaha apa-apa kemudian berkata "saya sih  #TAWAKKAL saja lah". tidak, bukan #TAWAKKAL seperti itu yang saya maksud disini. 
Anda pernah mendengar akronim DUIT (Doa Usaha Ikhtiar #TAWAKKAL). ya, memang #TAWAKKAL dilakukan setelah kita berusaha dan bukan perbuatan fisik, melainkan perbuatan hati. Fisik kita tetap bekerja.
Adapun makna #TAWAKKAL, menurut yang saya pahami ada 3, yaitu :
1. KEPASRAHAN HATI DI HADAPAN ALLAH, SEPERTI PASRAHNYA MAYAT DI HADAPAN ORANG YANG MEMANDIKANNYA.
Terbayang bagaimana pasrahnya mayat yang tentu sudah tidak bernyawa, apapun yang dilakukan terhadapnya, tidak akan takut, khawatir, waswas, apalagi dendam. tidak juga berburuk sangka, apalagi mengeluh. seperti itulah #TAWAKKAL, tidak pernah membuat hati gelisah.
2. KITA MENYEMPURNAKAN "SEBAB" DENGAN ANGGOTA BADAN, DAN MEMUTUSKAN "SEBAB" DARI HATI KITA.
Seperti yang saya bahas sebelumnya, #TAWAKKAL adalah perbuatan hati, hati yang bertindak kita harus ber#TAWAKKAL. Namun sebelumnya, badan/fisik kita sudah terlebih dulu bekerja. kejadiannya seperti kita dikejar anjing. Kita berusaha sekuat mungkin untuk menghindari anjing. Disaat itu pula lah hati kita harus benar-benar pasrah, apapun yang terjadi nantinya yang penting kita sudah berusaha menghindar.
3. KITA RELA ALLAH MENJADI WAKIL KITA.
ingat kisah Nabi Ibrahim AS ketika akan dimasukkan kedalam api? sebelum beliau di masukkan ke api, beliau sempat ditawarkan hujan oleh malaikat, ditawarkan angin yang besar sehingga api tersebut mengenai rumah-rumah mereka,, tapi beliau menolak dan berkata 'CUKUPLAH ALLAH SEBAGAI WAKIL KU"..
ya, kalau Allah sudah menolong kita,, maka siapa yang dapat melawan? masalahnya adalah "PERCAYAKAH KITA KEPADA PERTOLONGAN ALLAH ? DAN RELAKAH ALLAH MENJADI WAKIL KITA ?"
it's depend on us !!!
Memang, seperti yang saya katakan di awal bahwa tidak mudah untuk ber#TAWAKKAL, kita harus mengalami beberapa tahap agar kita benar-benar berTAWAKKAL, dan itu perlu di latih..
mari kawan, latih hati kita untuk bisa berserah diri kepada Allah,,satu-satu nya wakil kita yang benar-benar dapat kita andalkan..YAKIN dan PERCAYA kuncinya..

selamat ber#
TAWAKKAL !!!
:)

10 Mei 2011

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin (revisi)

Mungkin,anda pernah mendengar judul catatan ini ? atau justru pernah membacanya? atau sekedar mendengar ?

Ya,tidak heran memang, karena judul nya cukup terkenal..itu adalah judul novel karangan TERE-LIYE..menurut saya,tidak terlalu istimewa isi nya.cerita nya tentang keluarga gelandangan yg akhirnya berubah nasib setelah bertemu seorang baik hati di metromini suatu hari dan kemudian dari segi apapun sampai akhirnya bisa sekolah di singapura !

Namun,yang ingin saya tekankan adalah mengenai judul novel itu. adakah yg mengetahui makna judul novel (yg jg jdul catatan saya) itu??

Sebelumnya, mari kita renungkan terjemahan ayat 155-156 surat albaqarah :
"DAN SUNGGUH AKAN KAMI BERIKAN COBAAN KEPADAMU,DGN SEDIKIT KETAKUTAN,KELAPARAN,KEKURANGAN HARTA,JIWA,DAN BUAH-BUAHAN.DAN BERIKANLAH BERITA GEMBIRA KEPADA ORANG2 YG SABAR..
YAITU ORANG2 YG APABILA DI TIMPA MUSIBAH,MEREKA MENGUCAPKAN 'SESUNGGUHNYA KAMI MILIK ALLAH,DAN SUNGGUH AKAN KEMBALI LAGI KEPADA-NYA (inna lallahi wainna ilaihi raji'un)'."

Mungkin sebagian sudah mengerti dan sebagian masih bingung apa hubungan judul catatan ini dgn ayat tadi..

ok,akan saya jelaskan. mudah-mudahan bisa di pahami dan diamalkan..check this out !

Setiap kita,entah kaya, miskin, jenius, tinggi, kurus, gemuk,,apapun keadaan kita,, bagaimana pun bentuk kita pasti tidak pernah lepas dari cobaan..orang kaya sekalipun,mereka di uji dengan harta-harta mereka. apakah harta itu hanya di hamburhamburkan atau di sedekahkan.
Yang miskin pun sama, mereka di uji apakah mereka akan kufur atau masih tetap beriman? Begitu seterusnya..

Nah sekarang,apa yang kita lakukan ketika orang yg kita sayang,harta kita satu-satunya lepas dari kita?
Sabarkah? menangiskh? atau mencela Sang Maha segala Maha ??

Menurut saya,sesuai judul catatan ini, dan bertepatan juga dengan ayat tadi,,sangat tepat kalo kita "nrimo"..kita yakin semua itu sudah allah swt tetapkan d lauhul mahfudz..toh,tak ada gunanya juga kita menangis, marah, meratapi berlebihan, apalagi menghujathujat.
"jangan merasa Iman kita meningkat kalau belum dapat ujian dari allah swt.karena salah satu ciri iman kta meningkat adalah dengan kita mengatasi cobaan itu".kira-kira begitu maksud salah satu ayat quran(saya lupa ayat dan nama suratnya)

"bahkan DAUN YG JATUH pun, TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN.. dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. tak melawan. mengikhlaskan semuanya."
lalu, apakah kita harus menghujat Sang Maha Pencipta ketika kita di timpa musibah ?

Mari kita merenung,kawan..
:)

kisi-kisi UTS (Ujian Tidak Susah) :)

Tulisan ini (mungkin) utk sebagian anda cukup "terlambat" d buat, karena mungkin telah melewatinya..
Tapi bagi kami,mahasiswa D3 reguler STAN dan beberapa universitas lain belum terlambat karena kami baru akan memulai UTS pekan depan,insya allah..
Tapi bukan berarti tdk semua nya bisa memanfaatkan tulisan ini,insya allah masih bisa di aplikasikan walaupun tdk dlm ujian .. :)

Materi ini saya dapat dari kajian suatu hari brsama teman2 INTERACTION STAN..
semoga bermanfaat.

Pernah kah anda merasa kurang puas dgn hasil ujian ? walaupun (sepertinya) kita sudah maksimal mempersiapkan nya??
Ada yg tau kenapa?

Ok,saya akan membahas 3 hal yg mungkin bisa menjawab pertanyaan tadi.


  • Yang pertama adalah ridho orang tua.."ridho Allah swt trgantung ridho orang tua,dan murka Allah swt trgantung murka orang tua",.betapa dahsyat nya hadits ini menggambarkan betapa mulianya orang tua kita..sepintar apapun kita,serajin apapun kita belajar,kalau orang tua tdk ridho,,maka itu akan sia2.

(anggaplah) kita pintar,rajin,selalu peringkat atas,tapi di rumah sering marah,sering brkata 'nanti','ah',dan sering melawan orang tua,,boleh jadi ilmu itu tidak akan bermanfaat..ayo kawan,mumpung UTS masih beberapa lagi,,kita sms Orang tua di rumah,telpon mereka.minta ridho kpd mereka agar apa yg kita usahakan tdk sia2..

  • Yang kedua adalah ikhtiar (berusaha) semaksimal mungkin..ya,usaha maksimal memang penting dan harus dilakukan dalam segala hal,trmasuk persiapan ujian. Karena apa yg kita dapat adalah sesuai usaha kita. silakan tanya pada hati masing2, sebatas apa maksimal yg bisa kta lakukan?



  • Yang terakhir adalah luruskan niat."sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung niatnya".begitu Rasulullah saw bersabda.. Memang, tidak salah ketika kita mengharapkan IP tinggi agar orang tua ataupun kita merasa puas dan bangga. Tapi anggap IP besar itu hanya efek samping dari apa yg kita usahakan, niat kita tetap lillahi ta'ala,.


Itu mungkin 3 KISI KISI UTS yang sangat singkat yang saya dapat dari ustadz edi nashirun ..

Dan,kunci utama agar kita sukses adalah YAKIN dan PERCAYA akan kemampuan kita..

-selamat UTS,selamat ikhtiar,dan saling mendoakan agar kita sukses-