BERSYUKURLAH..sudahkah kita melakukannya?? bersyukurlah karena Allah masih mempercayai kita untuk hidup di bumiNya. Bersyukurlah, karena Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menghirup udara. Bersyukurlah karena Allah masih mengijinkan kita untuk beribadah kepadaNya. Bersyukurlah karena Allah masih mempercayai kita untuk mensyukuri segala nikmatNya. Alhamdulillah..
Rasulullah SAW bersabda : tiga perkara, barang siapa terdapat padanya yang tiga perkara itu, terasalah olehnya kemanisan iman. 1) Mencintai Allah dan RasulNya lebih darimencintai segala yang lain. 2) Mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3) Benci kembali kepada kufur serupa dengan benci dicampakkannya kedalam apiyang bernyala-nyala (Bukhari-Muslim).
Abdullah bin Mas'ud RA : orang beriman memandang dosa-dosanya seolah batu besar dipuncak bukit, ia takut kalau-kalau menimpanya (HR> Bukhari no. 5949)
Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan Allah siksaannya bagi pelakunya di dunia dan di simpan sisanya di akhirat daripada aniaya dan memutus silaturrahim (Shahih).
Cita-cita memerlukan perjuangan, perjuangan memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan ketabahan hati.
Jadilah SAMUDERA, yang tetap berada di tempat yang lebih rendah dari sungai dan selokan meskipun mengandung kekayaan yang melimpah didalamnya.
Abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda : perbanyaklah mengingat perkara yang memutus kelezatan (kematian), karena tidaklah seseorang hamba mengingatnya ketika sempit akan menjadikannya lapang, dan mengingatnya ketika lapang maka akan menjadikannya sempit (HR. ibnu Hibban no.2993 shahih jami' no.1211).
Hai manusia, janganlah sesekali merasa kesepian di atas jalan kebenaran hanya disebabkan sedikitnya orang yang berada disana (Ali bin Abi Thalib).
Dari air kita belajar ketenangan, dari batu kita belajar ketegaran, dari tanah kita belajar kehidupan, dari kupu-kupu kita belajar merubah diri, dari padi kita belajar rendah hati, dari Allah kita belajar tentang kasih sayang yang sempurna,, Melihat ke atas: memperoleh semangat untuk maju. Melihat ke bawah: bersyukur atas semua yang ada. Melihat ke samping: semangat kebersamaan. Melihat ke belakang: sebagai pengalaman berharga. Melihat ke dalam: untuk introspeksi diri. Melihat ke depan: untuk jadi lebih baik.
Mari kita jaga shalat fardhu 5 waktu, Bila SHUBUH utuh, pagi tumbuh, hati teduh, pribadi tidak angkuh, keluarga tidak keruh, maka damai akan berlabuh. Bila DZUHUR teratur, diri pribadi jujur, hati tidak kufur, rasa selalu syukur, keluarga selalu akur, maka pribadi jadi makmur. Bila ASHAR kelar, jiwa jadi sabar, raga jadi tegar, senyum menyebar, maka rizki lancar. Bila MAGHRIB tertib, ngaji jadi wajib, wirid jadi karib, jauh dari aib, maka syafa'at tidak raib. Nila ISYA' terjaga, maka bercahaya, gelap tak terasa, tahajjud terbiasa, Insya Allah hidup ini bahagia sejahtera.
Belum tentu siapa yang engkau ghibahi itu benar adanya, tapi engkau telah jelas-jelas meng-ghibahinya..Belum tentu siapa yang engkau su'udzani itu benar adanya, tapi engkau telah jelas-jelas bersu'udzan padanya..Boleh jadi siapa yang engkau hina dan engkau benci itu lebih buruk dari dirimu karena dari sifat yang engkau benci itu, tapi telah jelas dalam dirimu ada rasa benci kepadanya.
Sesuatu yang sangat pahit menjadikan hal yang biasa saja ataupun agak manis menjadi terasa begitu manis. Manisnya hidup adalah dari betapa pahitnya kehidupan.
Jika cita-cita keabadian orang-orang shalih adalah surga, maka cita-cita mereka di dunia adalah berperang di kehidupan dengan menshalihkan anak-anak manusia dan mereka menempuhnya dengan jalan dakwah.
Bagi yang optimis hidup adalah petualangan, bagi yang pesimis hidup adalah kesulitan. Jika sudah melakukan yang terbaik, maka tidak ada waktu mereka untuk menyesali kegagalan. Karena Allah mendatangkan kebaikan bagi setiap UmatNya dan tidak pernah ada rancanganNya yang salah.
0 komentar:
Posting Komentar