27 Des 2011

24122011 : "Mimpi" menyusuri Jakarta

Beberapa hari yang lalu, saya di minta teman mengantarnya menemui keluarganya di daerah Pecenongan. Sebenarnya derah itu sangat asing buat saya, daerah sekitar kampus saja banyak yang belum saya tahu. Tapi dengan bekal melihat peta jalur bus TransJ, saya dapat sedikit bayangan letak daerah tersebut. Dari blok M naik bus TransJ lalu transit di harmony, terakhir naik bus yang ke arah pasar baru. Ada 2 agenda yang saya tinggalkan ketika itu, tapi tak apa lah, toh tujuan perjalanan ini untuk bersilaturrahmi dengan keluarga yang memang jarang bertemu. Maklumlah, teman saya ini berasal dari Luar Jawa, butuh libur lama dan biaya yang tidak sedikit untuk pulang. Oh iya, saya lupa memberitahu kalau kami berangkat bertiga. 

Menuju Hotel Pecenongan


Kami berangkat pukul setengah lima sore, naik angkutan umum menuju blok M. Sampainya di blok M kami membeli tiket bus TransJ menuju harmony. Cukup lama perjalanannya, belum lagi lampu lalu lintas yang lumayan banyak kami lewati dan seringnya kedapatan sedang merah. Sampai di harmony sekitar pukul 6 lewat tiga puluh menit dan kami belum salat maghrib. Karena di halte harmony tidak ada musalla, kami memutuskan melanjutkan perjalanan menaiki bus tujuan pasar baru. Tidak lama di perjalanan, akhirnya kami sampai di daerah Pecenongan. Waktu itu pukul 7 malam. Kami bertanya-tanya ke orang-orang yang ada di sekitar situ menanyakan letak hotel Pecenongan. Teman saya bilang kalau keluarganya menginap di hotel tersebut. Setelah mendapat petunjuk yang cukup jelas, kami langsung berjalan ke tempat tujuan yang katanya sekitar 2 kilometer. Pukul 7 lewat lima belas menit akhirnya kami sampai di hotel Pecenongan yang warna temboknya dominan merah. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai hotelnya. Sesampainya di dalam kamar, kami salat maghrib. Setelah itu kami istirahat sambil makan malam.


Mall Grand Indonesia,,nyata, serasa mimpi

Satu jam kami berada di dalam kamar dan teman saya rasa cukup bertemu keluarganya, kami memutuskan pulang karena besok pagi pukul 8 kami sama-sama ada kegiatan. Tetapi kami malah di "paksa" menginap disana dan besok pagi baru pulang. Dengan sedikit keberatan kami mengiyakan "pemaksaan" itu. Saya dan teman saya yang satu lagi menunggu di luar kamar agar mereka dapat berbincang bebas. Beberapa lama kemudian mereka keluar kamar dan sudah menggunakan pakaian rapi dan siap pergi. Saya tidak tahu kemana kami akan pergi sampai akhirnya di perjalanan si supir-yang di sewa untuk mengantar kami jalan-jalan-menyebut Mall Grand Indonesia. "Ke Mall? Malam-malam begini? Memangnya masih buka?" pikir saya waktu itu. Oh iya, ini kan malam natal, mungkin ada kebijakan kalau Mall akan tutup lebih malam dari biasanya. Mungkin karena saya cukup udik dan belum terbiasa dengan Mall di Jakarta, saya agak kaget dan merasa kurang nyaman berada di dalam. Lebay? bisa jadi, tapi itu yang saya rasakan di pertama kami sampai di depan Mall. Saya sudah yakin toko-toko pakaian disini bermerk dan harganya jauh dari jangkauan kantong saya waktu itu. Akhirnya kami bertiga (kami sengaja berpisah dari yang lain agar lebih leluasa pergi kemana saja) mencari musalla untuk salat Isya. Selepas salat, kami bergabung dengan yang lain dan tidak lama kemudian kami pulang karena sudah banyak toko yang sudah tutup. 

Monas di malam hari (?)

Saya kira, kami langsung menuju hotel dan bisa istirahat. Hari itu saya cukup lelah karena paginya pergi ke stasiun Gambir membeli tiket untuk kepulangan saya kamis nanti. Tapi ternyata tidak, mobil yang saya tumpangi berbelok ke suatu tempat, Monas !. Memang, daerah dekat menara Monas sudah tutup dan tidak bisa naik ke puncaknya. Tapi di sekitarannya masih sangat ramai dengan pengunjung dan pedagang yang sekedar duduk atau bermain-main menikmati malam. Malam itu kami duduk di lapaknya salah satu penjual mie instan. Masing-masing kami menyantap P*p mie sambil menikmati pemandangan orang-orang yang sedang bermain sepeda, bernyanyi, dan lain-lain. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam dan akhirnya kami pulang menuju hotel untuk istirahat. Tidak butuh buat saya lama untuk mendengkur karena memang hari itu saya sangat lelah.


Kami bangun sekitar pukul lima lewat dua puluh menit. Setelah salat subuh kami rencananya akan langsung pulang. Tetapi kami di minta sarapan terlebih dahulu. Sampai pukul 6 pagi restoran hotel belum juga buka, akhirnya kami memutuskan pulang saja. Sarapan bisa di jalan atau di sekitar kampus saja sekalian. Kalau berangkatnya kami naik bus TransJ, pulangnya kami naik kereta karena hotel Pecenongan dekat dengan stasiun Juanda. Kami harus 3 kali berganti kereta untuk sampai di stasiun pondokranji yang dekat dengan kampus. Dan akhirnya kami sampai indekos pukul 8 lewat beberapa menit dan langsung bersiap-siap mengikuti kegiatan. 


Perjalanan malam itu serasa mimpi. Kami bertiga memang belum terbiasa pergi ke tempat seperti itu dan di malam hari. Tentunya banyak hal baru yang kami dapat dari perjalanan itu. :)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum...
Salam Blogger STAN

Numpang lewat...:D

fahmanug mengatakan...

wa'alaikum salam warahmatullaah,,

monggo,,
salam jg y :)

Posting Komentar