7 Jan 2012

Naluri Ke-kakek-an

Seperti biasa, setiap sabtu kami sekeluarga mengunjungi saudara yang tidak jauh dari rumah. Tujuannya menjemput beliau untuk kemudian kami pergi ke saudara yang rumahnya pun tidak jauh dari rumah. Ribet ya? :D. Jadi rumah saya dan saudara-saudara saya saling berdekatan, sehingga setiap sabtu kami rutin berkumpul. Dimulai dari keluarga saya yang membawa mobil menjemput saudara tertua, sekitar lima belas menit perjalanan untuk sampai disana. Setelah itu baru kami sama-sama berkunjung ke saudara satu lagi dan membutuhkan waktu sepuluh menit dari rumah tadi untuk sampai ke tujuan.

Sampai di rumah saudara tertua, saya pencet bel rumahnya. Tidak lama kemudian keluar seorang anak kecil, umurnya sekitar 1 tahun. Yang membuka pintu tetap ibunya, tapi dia yang pertama keluar, biasalaah anak kecil,,hehe. Namanya azima, memakai baju merah marun, celana panjang, rambut ikal pendek, cukup menggemaskan menurut saya. Bapak saya langsung menyambutnya dengan senang, menggendongnya, dan berkeliling di sekitar rumah. Awalnya azima kecil menangis, tapi dengan sedikit candaan, dia langsung diam. Sempat mau di bawa jalan-jalan dengan mobil (bukan di culik yaa :)), tapi azima kecil tidak mau, menangis mencari ummi-nya, Bapak saya urung membawanya jalan-jalan. 

Akhirnya Bapak saya hanya menggendongnya di dalam rumah sambil sedikit bercanda-canda. Ah, azima memang menggemaskan, dia tidak nangis selama Bapak saya menggendongnya. Tidak lama, nenek azima-yang akan kami ajak mengunjungi saudara satunya-keluar dari kamar dan siap pergi. Beliau memberikan 2 lembar uang seratus ribu ke Bapak saya. Entah dalam rangka apa, yang jelas azima nangis mau uang itu. Neneknya memberikannya selembar dua ribu, lalu si anak diam kembali. haha,,memang menggemaskan. Tidak lama kemudian, Abi si anak itu keluar dan azima kecil menangis ingin di gendong Abi-nya. 

Mungkin, Bapak saya masih belum puas bermain-main dengannya. Karena kami masih agak lama disitu. Saya jadi kepikiran, "Apa ini namanya naluri seorang Kakek?". Kebanyakan dari umur yang sama dengannya sudah meminang-minang sendiri cucu-nya. Seorang cucu memang kelihatannya sangat ampuh menghadirken keceriaan seseorang yang sudah kepala lima. Apalagi di rumah hanya ada adik saya yang sekarang kelas 6. 

Saya senang karena kakak saya saat ini sedang hamil dan usia kehamilannya menginjak 9 bulan. Diperkirakan akhir Januari si anak-yang diprediksi dokter adalah laki laki-akan lahir. Tadi siang saya mengantarnya membeli perlengkapan-perlengkapan yang memang diperlukan ketika bayinya lahir nanti. Dengan begitu Bapak (dan Ibu) bisa setiap hari bisa meminang cucu nya dan lebih ceria. :)

0 komentar:

Posting Komentar