11 Apr 2012

Menyesalinya, bolehkah?

Siang itu seperti biasa saya dan 2 teman saya makan di warung langganan kami , bude darmi namanya. Cuacanya mendung waktu itu. Mungkin akan turun hujan. Entah siang itu posisi duduk kami tidak seperti biasanya. Saya yang biasanya duduk membelakangi kaca, siang itu justru menghadap kaca. Sehingga mudah melihat keluar. Baru saja kami menyantap makan siang, hujan mulai turun. Tidak terlalu besar memang.

Selang beberapa waktu, muncul motor dari belokan dekat warung. Brakk.. Motor itu jatuh dan menimpa pengemudinya. Saat itu saya sudah selesai makan tapi belum beranjak karena masih menunggu teman menyelesaikan makannya. Awalnya saya pikir tidak perlu menolongnya, karena tidak lama setelah jatuh, banyak warga yang mengerumuninya. "Ah, cukuplah mereka yang membantunya. Toh sepertinya tidak terlalu parah jatuhnya." 

Tapi, lama kelamaan saya keheranan. Warga yang berkerumun tadi bukannya menolong, mereka malah meneriaki pengemudi itu. Saya tidak begitu mendengarnya karena saya fokus ke pengemudi tersebut. Karena belum ada yang menolong, akhirnya saya mengajak teman saya yang sudah selesai makan untuk menolongnya. Kami berlari kecil mendekati kerumunan. Setelah dekat barulah saya tahu apa yang mereka bicarakan. "Dasar lu, ga inget ama anak istri!". Itulah kira-kira teriakan salah satu dari mereka. Saya belum "ngeh" maksud ucapan itu. Begitu sampai, saya langsung membangunkan motornya dan mendorongnya ke tempat yang lebih jauh. Lalu teman saya mengangkat pengemudi tersebut. 

23 Mar 2012

Berbagi itu (memang) Menyenangkan ! :)

Tulisan untuk menyambut TPA Al-Muhajirin
Daripada di kos gak ada kerjaan, akhirnya saya sedikit memaksakan ikut acara di Sahabat Bumi. Hari ini SB kedatangan tamu 'spesial' dari TPA Al - Muhajirin sektor sembilan. Kenapa saya bilang spesial ? karena katanya, TPA ini sering memberikan bantuan berupa uang ataupun makanan setiap hari jumat tetapi tidak pernah menyebutkan kalau bantuan tersebut dari mereka. Perwakilannya yang membawa makanan atau uang hanya memberitahukan bantuan tersebut dari hamba Allah -ta'ala-. Dan hari ini akhirnya mereka berinisiatif berkunjung ke SB dengan membawa beberapa dus sembako, makanan untuk di makan bersama, dan bingkisan. Semuanya untuk murid TPA SB.

22 Mar 2012

Kuliah MonEv : Berkualitas tinggi !

Hari rabu kemarin jadi satu-satunya hari saya kuliah dalam minggu ini. Alasannya selain memang di smester ini hanya 3 mata kuliah juga karena ada dosen yang tidak bisa bertatap muka dan besok libur nasional. dan mata kuliah kemarin adalah kuliah Monitoring dan Evaluasi Anggaran. Sebenarnya biasa saja kuliahnya, (seperti biasa) saya tidak aktif di kelas dan (lagi-lagi) saya duduk paling belakang. 

Kemarin masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusinya mengenai program-program bantuan kepada masyarakat kurang mampu, bahkan salah satu programnya untuk Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Kelompok kami kebagian program beras miskin (raskin). Yang berbeda adalah sebelum memulai presentasi, dosen kami memutar 3 film pendek. Durasinya masing-masing sekitar 5 menit. Film tersebut hasil interviu 3 keluarga yang memiliki pekerjaan berbeda-beda. Tapi disini saya hanya menceritakan 2 film saja karena hanya 2 film yang saya ingat secara utuh.

Film pertama bercerita tentang satu keluarga yang memiliki anak 10 bulan. Si istri bekerja sebagai ibu rumah tangga. Awalnya dia bekerja mengupas, tapi suami melarang karena khawatir kecapean. Si suami bekerja sebagai supir dan kuli bangunan. Penghasilan mereka bisa di bilang pas-pasan, karena penghasilan hari itu kadang hanya cukup untuk hari itu saja. Tidak jarang mereka meminjam kepada rentenir dan harus mengembalikan pinjamannya beserta bunga. Pasangan ini bisa di bilang cukup muda, si istri masih berusia 17 tahun dan suami 24 tahun. Di sesi terakhir, harapan si Ibu untuk anaknya adalah agar si anak menjadi anak yang sholehah dan bisa berpendidikan tinggi.

Film kedua bercerita tentang seorang Ibu yang sudah Janda dan memiliki seorang anak berusia 16 tahun. Ibu ini bekerja sebagai pemulung. Kemudian dia menceritakan suaminya yang sakit-sakitan sebelum meninggal (saya lupa sakitnya apa) dan sampai akhirnya si Ibu harus bekerja dan membesarkan anaknya sendirian. Ketika anaknya masih kecil, mereka berdua tinggal di kolong jembatan. Tapi setelah anaknya besar, Mereka pindah dan mencari rumah yang layak huni. Alasannya agar si anak tidak malu dengan teman-temannya. Yang sangat saya suka adalah ketika Ibu ini menjelaskan alasannya memulung. "Saya lebih baik memulung meskipun berat dan penghasilan tidak seberapa, yang penting uangnya halal. Yang membeli barang-barang saya sudah pasti ridho. Daripada meminta-minta, yang memberi belum tentu ridho. Uangnya jadi 'nggak halal. Saya ikhlas membesarkan anak saya. Anak itu titipan Allah, harus di didik dan di beri pendidkan yang layak. Saya selalu bilang ke anak saya, harus pendidikan tinggi, kerja yang bener. Hidupnya masih panjang, nantinya akan punya keluarga. Mereka harus hidup layak dan lebih baik dari Ibunya". 

Bagaimana? Hebat, bukan?

Yang saya salut adalah mereka tidak menyerah pada keadaan, mereka selalu ingin menjadi lebih baik dalam menjalani hidup, mereka ingin yang terbaik untuk anaknya, dan mereka punya cita-cita tinggi !

Di akhir-akhir pertemuan kemarin, dosen kami bilang : "Sangat keterlaluan kalau anggota D*R tidak tersentuh hatinya setelah melihat film ini ! ". Ya, saya setuju dengan beliau. 

Semoga kawan semua bisa mengambil semangat dan pelajaran dari tulisan ini,,
Selamat berkarya dan berkualitas tinggi !

:)

20 Mar 2012

Mendidik, bukan Mengajar

Yeah,, Akhirnya mau menyempatkan "bersih-bersih" di rumah ini. Sudah beberapa minggu ini hanya membuka blog, lalu di tutup kembali karena bingung mau ngapain. Dan malam ini sengaja dipaksakan kembali meng-eksis-kan rumah maya ini. Seperti biasa, tulisannya ringan saja, dan (berharap) bisa menginspirasi. :)

Jadi ceritanya hari ini saya baru bisa mulai mengajar lagi di Sahabat Bumi. Buat yang belum tahu apa itu Sahabat Bumi, bisa gabung di fan page-nya SB di link ini. SB selalu menerima siapa saja yang ingin menjadi relawan untuk membantu kak Oshin (founding mother-nya SB) mendidik adik-adik lapak mulai dari PAUD sampai sekolah menengah. 

Alhamdulillah sore tadi ada sedikit peningkatan dalam cara saya berkomunikasi ke adik-adik kelas 5 (sore ini saya kebagian kelas 5 SD). Kalau ketika pertama kali, saya masih bingung apa yang harus saya sampaikan dan bagaimana caranya, sore tadi kami cukup akrab. Adik-adik memilih belajar Bahasa Indonesia. Kami belajar dari buku panduan yang di beri oleh Kak Oshin. Tidak banyak soal yang kami bahas, hanya sekitar 25 soal (PG dan essay) tapi menurut saya sudah cukup untuk me-reviu pelajaran yang sudah mereka dapat di sekolah formal.

Setelah selesai belajar sekitar pukul 5.30, kami tidak langsung pulang. Ada beberapa hal yang ingin kak Oshin sampaikan. Dimulai dengan salam, baru kemudian menyampaikan beberapa hal yang (menurut saya) penting. "Kak Oshin mohon maaf kalau sikap adik-adik agak nakal, karena memang lingkungannya seperti ini. Tegur saja kalau mereka belajar sambil tiduran, kalau mereka berisik dan mengganggu yang lain. Kita disini mendidik, bukan mengajar. Kalau belajar 'kan seperti hanya kita transfer ilmu kita ke mereka, hanya se-simpel itu". Itu kira-kira poin penting yang saya tangkap dari penyampaiannya. Selebihnya, beliau memberitahukan prestasi guru PAUD yang baru saja juara 1 lomba story telling yang diadakan P&G dan kegiatan SB dalam waktu dekat.

Entah kenapa saya suka dengan kata Mendidik ketimbang mengajar. Mungkin di pendidikan formal yang sedang saya jalani sudah jarang ada dosen yang mengatakan "Saya disini sebagai pendidik kalian, bukan pengajar. Jadi kalian tidak hanya sekedar mendapat ilmu lalu pulang, tapi juga belajar disiplin. disiplin waktu terutama". Kurang lebih seperti itulah.

Tulisan ini sengaja saya bercerita tentang Sahabat Bumi, supaya kawan semua penasaran dan mau bergabung bersama kami, terutama kawan yang berada disekitar kampus STAN bintaro. 

Selamat menjadi pendidik yang berpendidikan dan menghasilkan manusia terdidik yang bisa mendidik (#apasih) 

:D

2 Feb 2012

Keterlambatan yang "keren"

Hari ini kuliah mulai pukul tujuh, sama seperti minggu kemarin tepat di hari kamis. Mata kuliahnya juga sama, hanya ruangannya yang berbeda. Setidaknya kuliah aplikom yang berlangsung selama 5 jam itu tidak terlalu terasa karena ruangannya cukup dingin. Selesai aplikom jam 12, di lanjut evaluasi proyek jam setengah 2 sampai mati! jam setengah 5. Nggak ada yang istimewa sih selama kuliah seharian ini, di menit-menit terakhir dosen memberikan kisi-kisi ujian akhir smester, setelah itu sesi foto-foto.

Kuliah sudah berjalan hampir 2 jam dan masih ada satu orang yang belum masuk. Padahal hari ini pertemuan terakhir dan di hitung 2 pertemuan. Namun, tidak lama kemudian dia masuk kelas. Saya pikir dia baru bangun. Mungkin karena sudah saking seringnya mahasiswa yang terlambat karena bangun kesiangan, jadi setiap ada yang terlambat, saya (dan teman-teman lain, mungkin) langsung men-judge bahwa dia pun sama, bangun kesiangan. Tapi ternyata bukan, bukan itu alasan dia terlambat sampai 2 jam yang akhirnya dia hanya mendapat absensi 1 pertemuan. Dengan suara pelan dia menjelaskan ke dosen alasan dia terlambat, tapi cukup jelas terdengar oleh yang lain. Dia terlambat karena mengantar temannya ke rumah sakit. Kami tidak tahu temannya sakit apa dan bagaimana keadaannya karena tidak ada penjelasan lanjut.

Seketika itu saya langsung teringat kejadian saat masih kuliah di Bandung, hampir mirip. Saya lupa hari apa dan sedang kuliah apa, yang jelas dia telat sekitar 1 jam. (lagi-lagi) Saya mengira dia bangun kesiangan, tapi ternyata bukan. Dia terlambat karena mendonorkan darahnya ke seorang Ibu yang pagi itu sangat membutuhkannya. Seingat saya, pagi itu sang Ibu memang sangat membutuhkan donor darah. Entahlah apa jadinya kalau tidak ada pendonor pagi itu.

Itu sedikit cerita yang pernah saya dapatkan. Cerita dari orang-orang yang masih mengedepankan menolong orang lain ketimbang mementingkan dirinya. Bisa saja 'kan teman saya yang pagi ini terlambat, meminta teman lain atau tetangga untuk mengantar temannya yang sakit ke rumah sakit? Dia ada alasan, yaitu kuliah. Sama halnya teman saya yang kedua, dia pun ada kuliah pagi itu. Namun mereka memilih menolong orang lain. "Kuliah memang penting, tapi ini lebih penting", mungkin itu yang ada di hati mereka ketika itu. Saya jadi punya istilah sendiri untuk orang-orang seperti mereka. Terlambat, tapi keren. Keren, 'kan? hehe..

Kawan, aku doakan semoga kebaikan mu terbalaskan dengan yang jauh lebih baik .. :)

29 Jan 2012

kumpulan SMS (5)

Banyak sekali umur panjang yang diberikan kepada manusia, tetapi sumbangan yang diberikannya sangat sedikit. Dan banyak sekali umur pendek yang diberikan kepada manusia, tetapi sumbangan yang diberikannya sangat banyak. Barang siapa yang umurnya diberi berkah oleh Allah ta'ala maka dalam masa yang pendek dia akan mendapatkan berbagai karunia-Nya, yang sangat sulit diungkapkan.
 (Ibnu Ath-Thoilah)


Kita harus disiplin menjaga hati, tak semua hal harus dimasukkan ke dalam hati. Bila setiap yang tak enak dimasukkan ke hati, kapan bahagianya hidup ini? (aa gym)

Pelit akan membuat hati makin sempit, urusan semakin rumit, dan hidup semakin sulit. Tak akan rugi orang yang senang berbagi. Hidup berkah bagi yang senang sedekah. (aa gym)

Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim terhadapmu, memberi kepada mereka yang kikir (pelit) padamu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu (HR. Ibnu Majah)

Orang kaya bukanlah orang yang banyak memiliki, tapi orang yang banyak memberi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa senyum adalah sedekah (memberi). Mari kita lakukan itu pada setiap orang yang kita sayangi :). (fimadani.com)

28 Jan 2012

Tawa ku, tawa mereka,, Semu. . . (?)

Boleh 'kan sore ini aku curhat padamu, kawan?
Sudah lama aku ingin menyampaikan ini padamu.
Bukan, ini bukan rahasia ku. Ini hanya tentang apa yang aku rasakan akhir-akhir ini.
Aku yakin suatu saat pun mereka akan bertanya padamu, tentang kau dan aku, tentang kita.
Karena itulah aku menjadikan mu teman curhatku, aku ingin kau yang tahu pertama, bukan dari mereka.

Kawan, pernah suatu hari aku dan teman-teman pulang dari suatu tempat. Sedikit menghilangkan penat dengan mengitari Ibu Kota. Tertawa. ya, tertawa !. Hampir setiap waktu kami tertawa, mulai dari hal kecil sampai hal aneh. Kami bersepuluh naik angkot, penuh sesak waktu itu. Sampai-sampai aku duduk dekat pintu, itupun sangat sempit. Ah, mungkin badan ku terlalu besar. Akhirnya kami pun sampai di depan kampus. Kami berpisah menuju persinggahan masing-masing. Waktu itu pukul 6 sore.

Sampai sesaat sebelum berpisah, kami pun masih sempat tertawa. Ya, saat itu kami (lagi-lagi) tertawa keras yang membuat orang sekitar cukup penasaran dan ingin tahu ada apa gerangan. Setelah berpisah, aku merenung, memperhatikan mereka satu per satu, berjalan sendirian, dan sibuk dengan urusan masing-masing. Sesampai di kediaman nanti, mungkin mereka (dan aku) lupa dengan kejadian hari ini. Lupa karena harus mengurusi urusan sendiri. Sibuk menata hatinya yang di rundung galau, berjibaku dengan masalah hidup.

Ah, bisa di bilang tawa kami hanya topeng. Kami malu mengeluarkan unek-unek, merasa itu adalah aib yang tidak boleh orang tahu. Kawan, itu kah tawa semu? Mereka (dan aku) tertawa, terlihat gembira, padahal dalam hati kami memikirkan banyak hal. Seperti kata sebuah lirik lagu, tersenyum dalam tangis, dan menangis dalam senyuman.

Melalui kau, kawan, aku ingin menyampaikan kepada mereka sekaligus mengingatkan ku juga.
Tidak inginkah kita selalu diingat-Nya ketika sedang dalam kesempitan?
Tidak inginkah kita selalu mendapat ketenangan hati, yang dengan begitu tidak ada yang perlu di khawatirkan?
Ingatlah Dia di waktu kita sedang santai, sedang berjalan, sedang istirahat, sedang apapun, dan dimanapun.
Ingat lah, teruslah ingat pada-Nya.

Melalui kau juga, kawan, aku ingin selalu mendoakan teman-teman ku selalu dalam ketenangan hati, dan selalu berbagi kepada sesama. Aku berharap, semoga ada yang mendoakan ku dan selalu ada yang mengingatkan ku untuk ingat pada-Nya.

---------Sore hari di hari Sabtu, di tengah tugas kuliah yang menumpuk--------------

27 Jan 2012

Kenapa saya (harus) menulis ?

“Saya yakin selama kalian di sekolah formal, guru kalian hanya menyuruh menulis dua judul tulisan : Cita-citaku dan liburanku ke rumah nenek.”

Itu tadi sedikit perkataan Pak Akmal Sjafril di acara bedah buku Islam Liberal 101. Saat itu beliau menekankan kepada kita untuk banyak menulis, banyak menerbitkan buku-buku islam untuk “melawan” buku-buku islam liberal yang sudah banyak di toko-toko buku. Beliau khawatir orang awam “salah membaca buku” yang akibatnya bisa fatal.

Tapi saya tidak akan membahas itu, pembahsan liberal sudah saya bahas sebelumnya. Sekarang saya akan berbagi kepada kawan semua alasan saya menulis. Mungkin alasan saya juga dirasakan yang lain atau siapa tahu menginspirasi yang lain. Siapa tahu,, :D

24 Jan 2012

Sedikit Tips Menghapal Alquran

Tulisan ini sebenarnya adalah pengalaman saya sendiri yang sudah beberapa pekan ini mulai intensif menghapal alquran dengan 2 teman saya. Sistemnya sederhana, kami punya waktu satu minggu untuk menghapal kemudian kami "setoran" sesuai waktu yang telah disepakati. Malam tadi alhamdulillah kami baru saja menyelesaikan setor juz 30 yang sempat di tunda berkali-kali karena kesibukan masing-masing. Disini saya akan berbagi tips-tips menghapal yang sudah saya jalani, terutama beberapa pekan terakhir. Alhamdulillah lumayan "manjur" .. :)

Niat

Dalam ibadah apapun, niat merupakan yang paling utama dan sangat penting. Bahkan ada satu tulisan seorang ustadz di blog pribadinya yang berjudul "satu niat multi pahala". Untuk kawan yang ingin mulai atau memulai lagi menghapal alquran, mari kita luruskan niat, niatkan hanya karena Allah ta'ala. Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang sia-sia, artinya kita menghapal dengan niat untuk menyombongkan diri.

23 Jan 2012

Bedah buku : Islam liberal 101

Kemarin saya mengikuti bedah buku yang dibawakan langsung oleh penulisnya, yaitu buku Islam Liberal 101. Sang penulis, Pak Akmal Sjafril, menceritakan (tanpa harus diminta, karena hampir disetiap seminarnya selalu muncul pertanyaan yang sama) bahwa 101 merupakan kode matakuliah dasar di perguruan tinggi. Jadi seolah buku ini merupakan pengenalan dasar mengenai islam liberal. Beliau juga menceritakan sudah pernah membedah buku ini di NTU, Singapura.

Dalam pemaparannya yang lumayan lama, beliau memulai dari definisi islam liberal itu sendiri dari berbagai tokoh JIL yang mungkin sudah tidak asing lagi di Indonesia, diantaranya dari Ulil Abshar abdalla, guntur kharisma, dan lain-lain. Namun, di slide selanjutnya beliau memperlihatkan kerancuan-kerancuan dari definisi liberal. Ada ketidaksingkronan antardefinisi yang disebutkan oleh para tokohnya. Bahkan salah satu tokohnya (saya lupa namanya) menyebutkan nama lain islam liberal adalah islam protestan. Sama seperti Kristen Portestan (menurut penulis) yang muncul karena pengajuan 50 protes oleh seorang pendeta yang menganggap bahwa Katolik itu kaku, ortodoks istilahnya. Nah, islam liberal pun muncul karena protes beberapa orang yang menganggap bahwa ajaran islam yang dibawa semenjak dahulu itu sudah tidak cocok lagi untuk zaman sekarang. Sehingga muncullah liberal yang mengusung Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme atau disingkat SIPILIS.

Indra,, hidupmu menginspirasi

Beberapa hari lalu ketika masuk waktu maghrib, saya baru pulang dari kampus karena ada rapat untuk acara universal 2012. Sampai di depan gedung C saya bertemu penjual gorengan, Indra namanya. Sebenarnya dia sudah lama berjualan di sekitar kampus, tapi saya baru kali ini mengajaknya ngobrol. Dalam sapaan awal, saya mengajaknya ke Masjid Baitul Maal untuk shalat. "Solat yuk, udah maghrib". Saya kira dia menolak karena memang jarak dari kampus ke MBM lumayan jauh dan gorengannya masih banyak, tetapi justru tanpa berpikir panjang dia menjawab "ayok..". wah, hebat juga nih anak, padahal jualannya masih banyak tapi mau istirahat untuk salat.

Sepanjang perjalanan kami mengobrol banyak, mungkin lebih tepatnya "tanya-jawab" karena sepanjang jalan saya yang banyak bertanya kepadanya. . . hhe

Saya : namanya siapa?
indra ; Indra, kak.
(saya baru tahu kalau dia cadel, sulit menyebutkan R dengan jelas. Sempat juga saya memintanya mengulang menyebut namanya)

9 Jan 2012

Berbagi manfaat itu menyenangkan :)

Banyak orang yang membenci senin karena setelah libur 2 hari mereka kembali disibukkan dengan segudang pekerjaan yang mungkin menumpuk akibat belum terselesaikan. Buat saya, entah itu senin atau hari lain, selalu saya tekankan dari mulai pagi hari bahwa "hari ini akan menyenangkan !". Dengan begitu setidaknya saya bisa selalu berfikir posotif atas apa yang terjadi.

Dan senin ini saya merasa senang karena seharian bisa memanfaatkan waktu, tentunya menjadi pelajaran juga untuk kedepannya. Hari ini saya hanya kuliah pagi, jam 8. Tapi jam 7 harus sudah berangkat karena ada rapat dengan teman-teman depsos membahas paket tahun baru khusus cleaning service dan satpam yang bekerja di STAN. Tidak banyak yang baru pada pembagian paket dari tahun-tahun sebelumnya, hanya saja tahun ini kami berencana membuat testimoni dari beberapa Mahasiswa STAN mengenai kemanfaatan mereka. Kami juga berencana membuat film dokumenter dari pengakuan beberapa pegawai sekretariat, presma, dan juga mahasiswa. Jadi intinya semua itu untuk mengungkapkan rasa terima kasih kami kepada mereka yang sudah sangat membantu menjaga keamanan dan kebersihan kampus.

Sepulang kuliah, jam 10, saya istirahat di kamar sampai jam 11. Setelah itu ke BEM untuk piket. Pekan ini depsos kebagian piket hari senin. Tidak banyak yang datang ke BEM siang itu, mungkin karena baru hari pertama kuliah lagi setelah liburan akhir tahun. Jam setengah dua mulai banyak yang datang, jadi saya putuskan untuk pulang karena jam 3 berencana ikut mangajar di Sahabat Bumi. Sedikit info, sahabat bumi itu wadah yang didirikan oleh seseorang (kak oshin namanya) untuk mendidik anak-anak lapak yang sehari-harinya memulung disekitar daerah bintaro. Saat ini mereka sudah mendapat ijin resmi membuat PAUD dan pernah mendapat bantuan dari pemerintah. 

7 Jan 2012

Naluri Ke-kakek-an

Seperti biasa, setiap sabtu kami sekeluarga mengunjungi saudara yang tidak jauh dari rumah. Tujuannya menjemput beliau untuk kemudian kami pergi ke saudara yang rumahnya pun tidak jauh dari rumah. Ribet ya? :D. Jadi rumah saya dan saudara-saudara saya saling berdekatan, sehingga setiap sabtu kami rutin berkumpul. Dimulai dari keluarga saya yang membawa mobil menjemput saudara tertua, sekitar lima belas menit perjalanan untuk sampai disana. Setelah itu baru kami sama-sama berkunjung ke saudara satu lagi dan membutuhkan waktu sepuluh menit dari rumah tadi untuk sampai ke tujuan.

Sampai di rumah saudara tertua, saya pencet bel rumahnya. Tidak lama kemudian keluar seorang anak kecil, umurnya sekitar 1 tahun. Yang membuka pintu tetap ibunya, tapi dia yang pertama keluar, biasalaah anak kecil,,hehe. Namanya azima, memakai baju merah marun, celana panjang, rambut ikal pendek, cukup menggemaskan menurut saya. Bapak saya langsung menyambutnya dengan senang, menggendongnya, dan berkeliling di sekitar rumah. Awalnya azima kecil menangis, tapi dengan sedikit candaan, dia langsung diam. Sempat mau di bawa jalan-jalan dengan mobil (bukan di culik yaa :)), tapi azima kecil tidak mau, menangis mencari ummi-nya, Bapak saya urung membawanya jalan-jalan. 

Akhirnya Bapak saya hanya menggendongnya di dalam rumah sambil sedikit bercanda-canda. Ah, azima memang menggemaskan, dia tidak nangis selama Bapak saya menggendongnya. Tidak lama, nenek azima-yang akan kami ajak mengunjungi saudara satunya-keluar dari kamar dan siap pergi. Beliau memberikan 2 lembar uang seratus ribu ke Bapak saya. Entah dalam rangka apa, yang jelas azima nangis mau uang itu. Neneknya memberikannya selembar dua ribu, lalu si anak diam kembali. haha,,memang menggemaskan. Tidak lama kemudian, Abi si anak itu keluar dan azima kecil menangis ingin di gendong Abi-nya.