23 Jan 2012

Bedah buku : Islam liberal 101

Kemarin saya mengikuti bedah buku yang dibawakan langsung oleh penulisnya, yaitu buku Islam Liberal 101. Sang penulis, Pak Akmal Sjafril, menceritakan (tanpa harus diminta, karena hampir disetiap seminarnya selalu muncul pertanyaan yang sama) bahwa 101 merupakan kode matakuliah dasar di perguruan tinggi. Jadi seolah buku ini merupakan pengenalan dasar mengenai islam liberal. Beliau juga menceritakan sudah pernah membedah buku ini di NTU, Singapura.

Dalam pemaparannya yang lumayan lama, beliau memulai dari definisi islam liberal itu sendiri dari berbagai tokoh JIL yang mungkin sudah tidak asing lagi di Indonesia, diantaranya dari Ulil Abshar abdalla, guntur kharisma, dan lain-lain. Namun, di slide selanjutnya beliau memperlihatkan kerancuan-kerancuan dari definisi liberal. Ada ketidaksingkronan antardefinisi yang disebutkan oleh para tokohnya. Bahkan salah satu tokohnya (saya lupa namanya) menyebutkan nama lain islam liberal adalah islam protestan. Sama seperti Kristen Portestan (menurut penulis) yang muncul karena pengajuan 50 protes oleh seorang pendeta yang menganggap bahwa Katolik itu kaku, ortodoks istilahnya. Nah, islam liberal pun muncul karena protes beberapa orang yang menganggap bahwa ajaran islam yang dibawa semenjak dahulu itu sudah tidak cocok lagi untuk zaman sekarang. Sehingga muncullah liberal yang mengusung Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme atau disingkat SIPILIS.


Nama tokoh-tokoh JIL yang ada di Indonesia ada banyak, bisa jadi sulit di hitung pastinya. Pak Budi Handrianto (teman Pak Akmal), menulis buku 50 tokoh islam liberal indonesia. Saya belum tahu isi bukunya seperti apa dan bagaimana, namun secara ringkas bisa dilihat di 50 JIL Indo. Disitu terdapat pernyataan beberapa tokohnya mengenai apa islam liberal itu.

Di slide selanjutnya tentang 6 landasan JIL yang beliau ambil dari islamlib.com dan tidak menambahkannya sedikit pun. Disitu sangat jelas mereka menganggap bahwa semua permasalahan bisa dilakukan dengan jalan ijtihad. Bahkan dalam hal ibadah pun bisa melalui jalan ijtihad, tidak perlu mengikuti alquran dan hadits. Pada landasan lainnya disebutkan bahwa kebenaran itu relatif, terbuka dan plural. Artinya, semua kebenaran itu relatif, tergantung siapa yang berbicara, dan plural. Jadi apapun pendapat seseorang itu di anggap benar. Selengkapnya silakan lihat pada link tadi, karena sangat panjang kalau di bahas semua. Itupun saya masih tergolong awam. Banyak yang baru saya tahu ketika seminar kemarin. 

Pak Akmal juga mengatakan kalau tokoh-tokoh tadi bukan orang dengan pendidikan rendah, mereka banyak yang bergelar Doktor. "kuliah tinggi-tinggi malah jadi kayak gitu", celetuknya. Yang cukup mengagetkan saya, salah satu tokohnya, sumanto al-qurtubhy adalah alumni I*IN S*m*r*ng jurusan syariah. Kemudian Pak Akmal berkata bahwa sekarang ini sudah banyak perguruan tinggi islam yang menganut islam liberal. Beliau menyebutkan beberapa, namun saya lupa apa-apa saja.

Terakhir (sebenarnya masih sangat banyak, mungkin bisa sampai beberapa halaman kertas A4. Tapi saya cukupkan saja, silakan selebihnya baca bukunya :)), beliau memperingatkan bahwa mereka (JIL) sangat serius menyebarkan pemahaman mereka. Mulai menerbitkan buku-buku, menguasai media (cetak, elektronik, dll), termasuk beasiswa-beasiswa untuk mahasiswa. Mereka punya banyak dana. Nah, yang terjadi sekarang adalah justru kita yang kurang kooperatif antarsesama. Kita sering cuek dengan tetangga sendiri yang sanagt membutuhkan bantuan. Pak Akmal berharap, buku islam liberal 101 ini setidaknya dapat memberikan pencerahan bagi orang awam mengenai JIL dengan bahsa yang ringan. Beliau mengakui bahwa bukunya adalag buku yang bahasa dan pembahasannya paling ringan di banding buku lain yang temanya sama.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

mantap jaya bung! tulisanmu makin rapi!

fahmanug mengatakan...

wah, ad om cunkring,, :D
sip,lnjutkan tumblr mu yo :)

Posting Komentar