14 Sep 2013

Perbanyak berbuat baik. Mau?


Bismillah..
  
"Ketika itu musim paceklik melanda madinah. tahun itu bertepatan dgn 9 hijriah, 1 bulan menuju Ramadhan. Pada tahun tersebut akan terjadi peperangan tabuk. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meminta bantuan kepada para sahabat untuk persiapan perang tabuk,maka para sahabat radhiallahu ta’ala ‘anhum berbondong-bondong menyumbangkan hartanya. Disebabkan musim paceklik, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menerima mujahhid kecuali yang mempunyai perlengkapan perang. Di madinah, satu per satu para sahabat radhiallahu ta’ala ‘anhum menghadap Rasulullah sambil membawa harta untuk disedekahkan guna keperluan perang.


Tahukah apa yang diperbuat Utsman bin ‘affan radhiallahu ta’ala ‘anhu? Beliau datang dengan 1000 ontanya dari negeri Syam dengan segala kelengkapannya. Kemudian datang lah para tengkulak yang hendak membeli onta tersebut. penawaran tengkulak paling tinggi hanya 10x lipat. Kemudian Beliau radhiallahu ta’ala ‘anhu berkata kepada para tengkulak: “tuan-tuan, adakah diantara kalian yang hendak membeli perdaganganku ini dengan 700x lipat?”. salah seorang dari mereka berkata:”Gila engkau wahai Utsman, mana ada yang berani membeli dengan 700x lipat atas perdagangan mu itu?!”. Kemudian Utsman radhuallahu ta’ala ‘anhu berkata:”Akan tetapi Allah telah menawarnya lebih dari 700x lipat”.


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”(Al-Baqarah 261).


" "
Kisah tersebut saya ambil dari rekaman kajian ustadz Armen Halim Naro rahimahullahu ta’ala. Dalam kajiannya, beliau hendak menceritakan kedermawanan sang faqir, sahabat Ulbah bin Zaid radhiallahu ta’ala ‘anhu. Di menit 16 pada kajian tersebut, saya tertegun akan kisah sahabat Utsman radhiallahu ta’ala ‘anhu yang tidak ragu menolak tawaran para tengkulak yang –mungkin bagi sebagian kita- sangat menggiurkan. Beliau radhiallahu ta’ala ‘anhu sangat yakin akan janji Allah yang ada dalam surat Al-Baqarah ayat 261.

Hari ini, beranda facebook saya ramai dengan pemberitaan mengenai seorang pembuat sebuah buku iqra’ yang biasanya di tiap-tiap taman pendidikan quran menggunakan buku tersebut. Beliau adalah K.H. As’ad Humam. Sila lihat lengkap beritanya disini.

Lalu, apa hubungannya kisah sahabat Utsman bin ‘affan radhiallahu ta’ala ‘anhu dengan K.H. As’ad Humam? keduanya sama-sama menanamkan kebaikan yang bertujuan dapat bermanfaat bagi orang lain.

Dalam surat Al-Baqarah yang telah disebutkan tadi, Allah ta’ala menjanjikan pahala 700x lipat atas kebaikan yang kita lakukan. Hanya 700x lipat?? tidak!! Mari kita simak hadits shahih berikut:

Rasulullah shallallahu 'alaihi  wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim no. 2674).
"Dari Abu Hurairah radhiallahu ta’ala ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: setiap perbuatan anak adam dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali lipat...”. (HR. Muslim)


Utsman radhiallahu ta'ala 'ahnu dan K.H. As'ad humam sama-sama telah menunjukkan kepada kebaikan, baik dengan sedekah untanya maupun dengan buku iqra' nya. Artinya, keduanya berhak atas pahala kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat kebaikan.

Kalau saja 1 onta dan kelengkapannya yang di bawa Utsman radhiallahu ta’ala ‘anhu dapat dimanfaatkan oleh 2 sahabat lain yang ikut berjihad, dan 2 sahabat tersebut menggunakannya untuk kebaikan dijalan Allah, bagaiman dengan 999 onta lainnya?? Berapa jumlah kebaikan yang terkumpul dari sedekah beliau??

Kalau saja 6 jilid buku iqra’ yang di tulis oleh K.H. As’ad Humam tersebut dipelajari oleh 1 orang, kemudian orang tersebut mengajarkannya lagi ke orang lain, bagaimanakah dengan ratusan atau bahkan mungkin ribuan buku yang telah tercetak dan telah dipelajari kemudian diamalkan oleh masyarakat??

“sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”

Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada makhluk lain.

Semoga selalu terbersit dalam hati kita untuk menjadikan diri ini bermanfaat bagi orang lain.

Baarokallahu fiikum..

0 komentar:

Posting Komentar