23 Mar 2012

Berbagi itu (memang) Menyenangkan ! :)

Tulisan untuk menyambut TPA Al-Muhajirin
Daripada di kos gak ada kerjaan, akhirnya saya sedikit memaksakan ikut acara di Sahabat Bumi. Hari ini SB kedatangan tamu 'spesial' dari TPA Al - Muhajirin sektor sembilan. Kenapa saya bilang spesial ? karena katanya, TPA ini sering memberikan bantuan berupa uang ataupun makanan setiap hari jumat tetapi tidak pernah menyebutkan kalau bantuan tersebut dari mereka. Perwakilannya yang membawa makanan atau uang hanya memberitahukan bantuan tersebut dari hamba Allah -ta'ala-. Dan hari ini akhirnya mereka berinisiatif berkunjung ke SB dengan membawa beberapa dus sembako, makanan untuk di makan bersama, dan bingkisan. Semuanya untuk murid TPA SB.

22 Mar 2012

Kuliah MonEv : Berkualitas tinggi !

Hari rabu kemarin jadi satu-satunya hari saya kuliah dalam minggu ini. Alasannya selain memang di smester ini hanya 3 mata kuliah juga karena ada dosen yang tidak bisa bertatap muka dan besok libur nasional. dan mata kuliah kemarin adalah kuliah Monitoring dan Evaluasi Anggaran. Sebenarnya biasa saja kuliahnya, (seperti biasa) saya tidak aktif di kelas dan (lagi-lagi) saya duduk paling belakang. 

Kemarin masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusinya mengenai program-program bantuan kepada masyarakat kurang mampu, bahkan salah satu programnya untuk Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Kelompok kami kebagian program beras miskin (raskin). Yang berbeda adalah sebelum memulai presentasi, dosen kami memutar 3 film pendek. Durasinya masing-masing sekitar 5 menit. Film tersebut hasil interviu 3 keluarga yang memiliki pekerjaan berbeda-beda. Tapi disini saya hanya menceritakan 2 film saja karena hanya 2 film yang saya ingat secara utuh.

Film pertama bercerita tentang satu keluarga yang memiliki anak 10 bulan. Si istri bekerja sebagai ibu rumah tangga. Awalnya dia bekerja mengupas, tapi suami melarang karena khawatir kecapean. Si suami bekerja sebagai supir dan kuli bangunan. Penghasilan mereka bisa di bilang pas-pasan, karena penghasilan hari itu kadang hanya cukup untuk hari itu saja. Tidak jarang mereka meminjam kepada rentenir dan harus mengembalikan pinjamannya beserta bunga. Pasangan ini bisa di bilang cukup muda, si istri masih berusia 17 tahun dan suami 24 tahun. Di sesi terakhir, harapan si Ibu untuk anaknya adalah agar si anak menjadi anak yang sholehah dan bisa berpendidikan tinggi.

Film kedua bercerita tentang seorang Ibu yang sudah Janda dan memiliki seorang anak berusia 16 tahun. Ibu ini bekerja sebagai pemulung. Kemudian dia menceritakan suaminya yang sakit-sakitan sebelum meninggal (saya lupa sakitnya apa) dan sampai akhirnya si Ibu harus bekerja dan membesarkan anaknya sendirian. Ketika anaknya masih kecil, mereka berdua tinggal di kolong jembatan. Tapi setelah anaknya besar, Mereka pindah dan mencari rumah yang layak huni. Alasannya agar si anak tidak malu dengan teman-temannya. Yang sangat saya suka adalah ketika Ibu ini menjelaskan alasannya memulung. "Saya lebih baik memulung meskipun berat dan penghasilan tidak seberapa, yang penting uangnya halal. Yang membeli barang-barang saya sudah pasti ridho. Daripada meminta-minta, yang memberi belum tentu ridho. Uangnya jadi 'nggak halal. Saya ikhlas membesarkan anak saya. Anak itu titipan Allah, harus di didik dan di beri pendidkan yang layak. Saya selalu bilang ke anak saya, harus pendidikan tinggi, kerja yang bener. Hidupnya masih panjang, nantinya akan punya keluarga. Mereka harus hidup layak dan lebih baik dari Ibunya". 

Bagaimana? Hebat, bukan?

Yang saya salut adalah mereka tidak menyerah pada keadaan, mereka selalu ingin menjadi lebih baik dalam menjalani hidup, mereka ingin yang terbaik untuk anaknya, dan mereka punya cita-cita tinggi !

Di akhir-akhir pertemuan kemarin, dosen kami bilang : "Sangat keterlaluan kalau anggota D*R tidak tersentuh hatinya setelah melihat film ini ! ". Ya, saya setuju dengan beliau. 

Semoga kawan semua bisa mengambil semangat dan pelajaran dari tulisan ini,,
Selamat berkarya dan berkualitas tinggi !

:)

20 Mar 2012

Mendidik, bukan Mengajar

Yeah,, Akhirnya mau menyempatkan "bersih-bersih" di rumah ini. Sudah beberapa minggu ini hanya membuka blog, lalu di tutup kembali karena bingung mau ngapain. Dan malam ini sengaja dipaksakan kembali meng-eksis-kan rumah maya ini. Seperti biasa, tulisannya ringan saja, dan (berharap) bisa menginspirasi. :)

Jadi ceritanya hari ini saya baru bisa mulai mengajar lagi di Sahabat Bumi. Buat yang belum tahu apa itu Sahabat Bumi, bisa gabung di fan page-nya SB di link ini. SB selalu menerima siapa saja yang ingin menjadi relawan untuk membantu kak Oshin (founding mother-nya SB) mendidik adik-adik lapak mulai dari PAUD sampai sekolah menengah. 

Alhamdulillah sore tadi ada sedikit peningkatan dalam cara saya berkomunikasi ke adik-adik kelas 5 (sore ini saya kebagian kelas 5 SD). Kalau ketika pertama kali, saya masih bingung apa yang harus saya sampaikan dan bagaimana caranya, sore tadi kami cukup akrab. Adik-adik memilih belajar Bahasa Indonesia. Kami belajar dari buku panduan yang di beri oleh Kak Oshin. Tidak banyak soal yang kami bahas, hanya sekitar 25 soal (PG dan essay) tapi menurut saya sudah cukup untuk me-reviu pelajaran yang sudah mereka dapat di sekolah formal.

Setelah selesai belajar sekitar pukul 5.30, kami tidak langsung pulang. Ada beberapa hal yang ingin kak Oshin sampaikan. Dimulai dengan salam, baru kemudian menyampaikan beberapa hal yang (menurut saya) penting. "Kak Oshin mohon maaf kalau sikap adik-adik agak nakal, karena memang lingkungannya seperti ini. Tegur saja kalau mereka belajar sambil tiduran, kalau mereka berisik dan mengganggu yang lain. Kita disini mendidik, bukan mengajar. Kalau belajar 'kan seperti hanya kita transfer ilmu kita ke mereka, hanya se-simpel itu". Itu kira-kira poin penting yang saya tangkap dari penyampaiannya. Selebihnya, beliau memberitahukan prestasi guru PAUD yang baru saja juara 1 lomba story telling yang diadakan P&G dan kegiatan SB dalam waktu dekat.

Entah kenapa saya suka dengan kata Mendidik ketimbang mengajar. Mungkin di pendidikan formal yang sedang saya jalani sudah jarang ada dosen yang mengatakan "Saya disini sebagai pendidik kalian, bukan pengajar. Jadi kalian tidak hanya sekedar mendapat ilmu lalu pulang, tapi juga belajar disiplin. disiplin waktu terutama". Kurang lebih seperti itulah.

Tulisan ini sengaja saya bercerita tentang Sahabat Bumi, supaya kawan semua penasaran dan mau bergabung bersama kami, terutama kawan yang berada disekitar kampus STAN bintaro. 

Selamat menjadi pendidik yang berpendidikan dan menghasilkan manusia terdidik yang bisa mendidik (#apasih) 

:D